Rabu, 01 Februari 2012

PENDAPATAN ANTAM: Naik 18% Menjadi Rp10,3 Triliun Pada 2011

http://www.bisnis.com/articles/pendapatan-antam-naik-18-percent-menjadi-rp10-3-triliun-pada-2011


Large_antam-fotoantara JAKARTA: PT Aneka Tambang Tbk membukukan pertumbuhan pendapatan naik 18% selama 2011 dibandingkan dengan tahun sebelumnya,  seiring dengan kenaikan pendapatan sejumlah komoditas.

Corporate Secretary Antam Bimo Budi Satriyo melalui keterangan tertulisnya hari ini menyebutkan pendapatan Antam pada 2011 mencapai Rp10,3 triliun, naik dari Rp8,74 triliun pada 2010. Pencapaian tersebut sesuai dengan proyeksi perseroan sebelumnya, yakni di atas Rp10 triliun.


Kenaikan pendapatan itu, lanjutnya, seiring dengan kenaikan penjualan sejumlah komoditas a.l feronikel, bijih besi, dan emas.

Volume produksi feronikel selama tahun lalu tercatat naik 5% menjadi 19.690 TNi  dan volume penjualan feronikel 19.527 TNi.

“Pendapatan Antam dari komoditas feronikel tercatat Rp3,7 triliun seiring kenaikan volume penjualan dibandingkan 2010 meskipun harga rata-rata feronikel pada 2011 turun 3% menjadi US$9,79 per pon,” paparnya Rabu 1 Februari 2012.

Dia juga menyebutkan permintaan bijih nikel perseroan pada tahun lalu pun masih kuat sehingga volume produksi perseroan naik 13% menjadi 7.96 juta wmt dan volume penjualan naik 8% menjadi 6.35 juta wmt.

“Pada 2011, pendapatan Antam dari bijih nikel naik 5% menjadi Rp2,5 triliun dibandingkan dengan 2010. Kami memprediksikan tingkat permintaan bijih nikel pada tahun ini  tetap kuat,” ungkap Bimo.

Sementara itu, untuk volume produksi emas pada 2011 tercatat turun 45% menjadi 2.667 kg karena turunnya produksi emas Pongkor, seiring dengan penurunan kadar bijih emas yang ditambang.

Namun, meskipun volume produksi menurun, tingginya permintaan akan emas menyebabkan volume penjualan naik 22% menjadi 8.009 kg  pada tahun lalu.

“Volume penjualan Antam juga termasuk penjualan yang berasal dari pemurnian emas pihak ketiga sehingga total volume penjualan lebih tinggi dari volume produksi. Harga rata-rata emas tahun lalu juga naik 32% menjadi US$1.620,44 per ton, sehingga pendapatan dari emas mencapai Rp3,7 triliun,” paparnya.

Pada tahun lalu perseroan juga menjual 177.966 wmt bijih bauksit dan mencatat nilai ekspor bauksit sebesar Rp23,5 miliar.

Selain itu, melalui anak usahanya, PT Indonesia Coal Resources (ICR), perseroan memproduksi 83.794 ton batubara dengan volume penjualan sebesar 363.596 ton. Adapun pendapatan perseroan dari batu bara tercatat  Rp78 miliar. (bas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar