http://www.indonesiafinancetoday.com/read/21402/Lelang-SUN-Catatkan-Rekor-Penawaran-Tertinggi
JAKARTA (IFT) – Jumlah penawaran yang masuk pada lelang obligasi Pemerintah Indonesia atau Surat Utang Negara (SUN) mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah lelang obligasi pemerintah senilai Rp 50,13 triliun, atau kelebihan 4,8 kali dari jumlah yang dimenangkan pemerintah. Analis mengatakan investor mengapresiasi kenaikan rating utang Pemerintah Indonesia yang ditetapkan oleh dua lembaga pemeringkat internasional.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, total penawaran yang dimenangkan pemerintah mencapai Rp 10,50 triliun dari target indikatif Rp 7 triliun. Dari lima seri obligasi yang ditawarkan pemerintah, penawaran tertinggi tercatat atas seri SPN12130111 (reopening) bertenor 1 tahun sebesar Rp 12,2 triliun. Pemerintah memenangkan Rp 1 triliun penawaran investor untuk seri ini dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang 3,37%.
Obligasi seri FR0059 (reopening) tenor 15 tahun tercatat paling banyak dimenangkan pemerintah sebesar Rp 3,4 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 6,19%, diikuti seri FR0058 (reopening) tenor 20 tahun yang dimenangkan pemerintah senilai Rp 3,2 triliun dengan rata-rata yield tertimbang Rp 6,64%, seri FR0061 (reopening) yang dimenangkan mencapai Rp 2,1 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 5,57%, dan seri SPN03120429 (new issuance) bertenor 3 bulan yang dimenangkan pemerintah Rp 800 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 1,92%.
Rahmat Waluyanto, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, mengatakan tingginya jumlah penawaran yang masuk mengindikasikan arus modal masuk (capital inflow) ke Indonesia cukup tinggi setelah peringkat Indonesia ditetapkan sebagai layak investasi (investment grade) oleh Fitch Ratings dan Moody’s Investors Service.
”Ini merupakan jumlah penawaran tertinggi, sebelumnya penawaran tertinggi terjadi pada Juli 2011 sebesar sekitar Rp 32 triliun,” kata Rahmat.
Selain itu, kata Rahmat, keputusan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah berdampak positif bagi pasar obligasi domestik. Investor memperhitungkan return yang lebih tinggi pada obligasi Pemerintah Indonesia dibandingkan obligasi Amerika Serikat.
Budi Susanto, Head of Debt Capital PT Danareksa Sekuritas, mengatakan ada dua faktor yang menyebabkan permintaan investor terhadap lelang obligasi pemerintah sangat tinggi. Pertama, investor merespons kenaikan peringkat utang Indonesia ke kategori investment grade. “Kenaikan peringkat utang Indonesia mempengaruhi minat investor asing dan permintaan untuk masuk ke obligasi pemerintah meningkat,” kata Budi.
Kedua, likuiditas investor di awal tahun cenderung tinggi. Budi memperkirakan jumlah dana investor asing yang masuk ke pasar obligasi pemerintah akan lebih besar apabila Standard and Poor’s ikut menaikkan peringkat utang Indonesia dalam waktu dekat.
Sonny Thendian, Direktur Fixed Income Dealings PT Indopremier Securities, mengatakan kenaikan peringkat utang Indonesia ke kategori layak investasi mendorong tingginya permintaan investor terhadap obligasi pemerintah di semua tenor. “Kenaikan peringkat utang Indonesia sangat berpengaruh positif. Investor memburu obligasi pemerintah, terlihat dari tingginya jumlah penawaran yang masuk,” kata Sonny.

Tenor Panjang
Yield obligasi pemerintah di semua tenor cenderung turun pasca-kenaikan rating ke investment grade. Hal tersebut merupakan sinyal investor asing membutuhkan obligasi Pemerintah Indonesia. Obligasi pemerintah bertenor panjang masih diminati investor asing. Pola investasi investor asing cenderung berhorizon jangka panjang, sehingga mereka meminati tenor panjang.
Menurut Departemen Riset IFT, investor asing diperkirakan paling banyak menyerap seri FR0059 karena memberikan yield yang relatif tinggi dan cukup likuid ditransaksikan di pasar sekunder. Ini mengindikasikan investor asing mulai kembali masuk ke obligasi pemerintah.
Kepemilikan investor asing tercatat meningkat pasca-kenaikan peringkat utang Indonesia versi Moody’s Investors Service. Nilai kepemilikan investor asing naik menjadi Rp 225,90 triliun pada 24 Januari dari Rp 222,99 triliun pada 18 Januari.
Bimantara Widyajala, Direktur Surat Berharga Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, membenarkan investor asing mendominasi lelang obligasi kemarin. Namun, menurut Bimantara, investor asing lebih banyak meminati obligasi pemerintah tenor pendek daripada tenor panjang.
Nilai penawaran investor asing pada obligasi pemerintah bertenor 3 bulan dan 12 bulan mencapai 34%. Sementara jumlah penawaran investor asing pada obligasi pemerintah tenor panjang mencapai 27%. Bimantara mengatakan investor asing lebih banyak masuk ke obligasi pemerintah bertenor pendek karena mempertimbangkan faktor krisis Eropa.
“Biasanya investor asing masuk ke jangka pendek karena mereka sedang mempertimbangkan kondisi pasar global. Mereka ambil tenor pendek, begitu tenor habis mereka bisa langsung ambil untung,” kata dia.(*)
JAKARTA (IFT) – Jumlah penawaran yang masuk pada lelang obligasi Pemerintah Indonesia atau Surat Utang Negara (SUN) mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah lelang obligasi pemerintah senilai Rp 50,13 triliun, atau kelebihan 4,8 kali dari jumlah yang dimenangkan pemerintah. Analis mengatakan investor mengapresiasi kenaikan rating utang Pemerintah Indonesia yang ditetapkan oleh dua lembaga pemeringkat internasional.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, total penawaran yang dimenangkan pemerintah mencapai Rp 10,50 triliun dari target indikatif Rp 7 triliun. Dari lima seri obligasi yang ditawarkan pemerintah, penawaran tertinggi tercatat atas seri SPN12130111 (reopening) bertenor 1 tahun sebesar Rp 12,2 triliun. Pemerintah memenangkan Rp 1 triliun penawaran investor untuk seri ini dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang 3,37%.
Obligasi seri FR0059 (reopening) tenor 15 tahun tercatat paling banyak dimenangkan pemerintah sebesar Rp 3,4 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 6,19%, diikuti seri FR0058 (reopening) tenor 20 tahun yang dimenangkan pemerintah senilai Rp 3,2 triliun dengan rata-rata yield tertimbang Rp 6,64%, seri FR0061 (reopening) yang dimenangkan mencapai Rp 2,1 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 5,57%, dan seri SPN03120429 (new issuance) bertenor 3 bulan yang dimenangkan pemerintah Rp 800 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 1,92%.
Rahmat Waluyanto, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, mengatakan tingginya jumlah penawaran yang masuk mengindikasikan arus modal masuk (capital inflow) ke Indonesia cukup tinggi setelah peringkat Indonesia ditetapkan sebagai layak investasi (investment grade) oleh Fitch Ratings dan Moody’s Investors Service.
”Ini merupakan jumlah penawaran tertinggi, sebelumnya penawaran tertinggi terjadi pada Juli 2011 sebesar sekitar Rp 32 triliun,” kata Rahmat.
Selain itu, kata Rahmat, keputusan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah berdampak positif bagi pasar obligasi domestik. Investor memperhitungkan return yang lebih tinggi pada obligasi Pemerintah Indonesia dibandingkan obligasi Amerika Serikat.
Budi Susanto, Head of Debt Capital PT Danareksa Sekuritas, mengatakan ada dua faktor yang menyebabkan permintaan investor terhadap lelang obligasi pemerintah sangat tinggi. Pertama, investor merespons kenaikan peringkat utang Indonesia ke kategori investment grade. “Kenaikan peringkat utang Indonesia mempengaruhi minat investor asing dan permintaan untuk masuk ke obligasi pemerintah meningkat,” kata Budi.
Kedua, likuiditas investor di awal tahun cenderung tinggi. Budi memperkirakan jumlah dana investor asing yang masuk ke pasar obligasi pemerintah akan lebih besar apabila Standard and Poor’s ikut menaikkan peringkat utang Indonesia dalam waktu dekat.
Sonny Thendian, Direktur Fixed Income Dealings PT Indopremier Securities, mengatakan kenaikan peringkat utang Indonesia ke kategori layak investasi mendorong tingginya permintaan investor terhadap obligasi pemerintah di semua tenor. “Kenaikan peringkat utang Indonesia sangat berpengaruh positif. Investor memburu obligasi pemerintah, terlihat dari tingginya jumlah penawaran yang masuk,” kata Sonny.

Tenor Panjang
Yield obligasi pemerintah di semua tenor cenderung turun pasca-kenaikan rating ke investment grade. Hal tersebut merupakan sinyal investor asing membutuhkan obligasi Pemerintah Indonesia. Obligasi pemerintah bertenor panjang masih diminati investor asing. Pola investasi investor asing cenderung berhorizon jangka panjang, sehingga mereka meminati tenor panjang.
Menurut Departemen Riset IFT, investor asing diperkirakan paling banyak menyerap seri FR0059 karena memberikan yield yang relatif tinggi dan cukup likuid ditransaksikan di pasar sekunder. Ini mengindikasikan investor asing mulai kembali masuk ke obligasi pemerintah.
Kepemilikan investor asing tercatat meningkat pasca-kenaikan peringkat utang Indonesia versi Moody’s Investors Service. Nilai kepemilikan investor asing naik menjadi Rp 225,90 triliun pada 24 Januari dari Rp 222,99 triliun pada 18 Januari.
Bimantara Widyajala, Direktur Surat Berharga Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, membenarkan investor asing mendominasi lelang obligasi kemarin. Namun, menurut Bimantara, investor asing lebih banyak meminati obligasi pemerintah tenor pendek daripada tenor panjang.
Nilai penawaran investor asing pada obligasi pemerintah bertenor 3 bulan dan 12 bulan mencapai 34%. Sementara jumlah penawaran investor asing pada obligasi pemerintah tenor panjang mencapai 27%. Bimantara mengatakan investor asing lebih banyak masuk ke obligasi pemerintah bertenor pendek karena mempertimbangkan faktor krisis Eropa.
“Biasanya investor asing masuk ke jangka pendek karena mereka sedang mempertimbangkan kondisi pasar global. Mereka ambil tenor pendek, begitu tenor habis mereka bisa langsung ambil untung,” kata dia.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar