Sabtu, 17 September 2011

Stimulus Untuk Cegah PHK

JAKARTA-Ancaman tak langsung badai resesi global bisa mengakibatkan pengurangan tenaga kerja (pemutusan hubungan kerja/PHK) karena produksi terhenti. Terhentinya produksi dapat terjadi bila negara yang bergantung ekspor ke Indonesia mengalami krisis.

Karena itu, rencana pengucuran stimulus pada semester I 2012 bertujuan menjaga agar tidak ada PHK di dalam negeri. Stimulus berperan penting menjaga keberlangsungan operasional pabrik-pabrik karena mampu menggerakkan ekonomi nasional.

"Kita jaga agar ekspor tak terganggu. Kita jaga mesin-mesin produksi kita tetap beroperasi, (sehingga) tidak mengurangi tenaga kerja," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa di kantornya, Jumat (16/9). Dia menanggapi rencana pengeluaran stimulus untuk meredam dampak krisis global di AS dan Eropa.

Menurutnya, Indonesia sudah belajar mengalami krisis pada 2008. Saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan sepuluh tindakan aksi dalam menghadapi krisis. Sepuluh aksi itu saat ini dinilai masih relevan.

Selain instruksi dari presiden, menurut Hatta, pasar dalam negeri harus terus ditingkatkan melalui penguatan pangsa pasar di pasar domestik. Kendati, kondisi itu diakui Hatta masih ada kendala.

Untuk mengatasinya bisa melakukan efisiensi tata niaga dalam negeri dan mengurangi disparitas antarpulau dan antarprovinsi. "Kuncinya adalah infrastruktur, konektivitas, angkutan, dan jangan ada pungutan liar," tutur Ketua Umum PAN ini.

Mengenai bentuk stimulus pada 2012 itu, dia menjelaskan, bisa berupa stimulus fiskal langsung dan nonfiskal. Namun, pemerintah belum menentukan stimulus yang akan keluar karena Indonesia belum terkena langsung dampak dari krisis global itu.

Pada 2008, pemerintah menyediakan stimulus sebesar Rp 77 triliun. Saat ini, pemerintah masih memiliki dana cadangan untuk mengamankan stabilitas ekonomi apabila terkena krisis itu serta instrumen baik mengamankan pasar uang maupun Surat Utang Negara (SUN).

Menurutnya, sangat mungkin paket stimulus pada 2008 dijalankan lagi pada 2012 bila Indonesia terkena dampak langsung. Namun, hingga kini Indonesia tidak terkena dampak langsung krisis. Karena itu, ia mengingatkan agar jangan kebakaran jenggot.

"Kita tidak langsung membentangkan payung saat hujan belum ada. Tapi, payung itu sudah ada di samping kita," tuturnya.

Berapa nilainya? Dia belum bisa menentukan besaran stimulus yang akan keluar, tapi pemerintah memiliki Saldo Anggaran Lebih yang cukup.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menjelaskan, rencana stimulus itu lebih diprioritaskan untuk membentuk sumber pertumbuhan ekonomi baru. Dia tak memungkiri bentuk stimulus itu merujuk pada skema stimulus untuk krisis tahun 2008.

Meski, kata dia, pemerintah belum memutuskan bentuk stimulus nanti. Dia hanya memberi gambaran stimulus itu merupakan kombinasi fresh money dan policy.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (16/9) kembali menguat setelah anjlok dalam lima hari akibat kekhawatiran krisis AS dan Eropa. IHSG menanjak 34 poin dan ditutup di level 3.835. Kondisi positif ini diharapkan terus belanjut hingga pekan depan.

Sebelumnya, IHSG anjlok di level 3.774 setelah terseret pelemahan nilai tukar rupiah. Pelemahan rupiah karena kepanikan sesaat investor asing. Analis Pasar Modal Indosurya Asset Management, Reza Priyambada, menyatakan, investor masih terus menantikan berita positif tentang perkembangan kondisi ekonomi Eropa dan Amerika. ed: zaky al hamzah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar