Sabtu, 17 September 2011

Membangun Kejujuran

Oleh Dr HM Harry Mulya Zein

Kejujuran terkesan mahal di negeri ini. Berbuat dan berkata dusta justru terkesan menjadi suatu hal yang lumrah. Kedustaan seakan diumbar tanpa me miliki rasa bersalah dan takut akan dosa. Individu, masyarakat, dan bangsa yang sudah tidak meng utamakan kejujuran dipastikan akan dihampiri kehancuran. Kejujuran adalah dasar dari kehidup an keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Kejujuran adalah prasyarat utama pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang berlandaskan prinsip saling percaya, kasih sayang, dan tolong menolong. Kejujuran adalah inti dari akhlak yang meru pakan salah satu tujuan dari diutusnya Rasulullah oleh Allah SWT.

Menjauhi dusta karena dusta akan membawa kepada dosa dan dosa membawamu ke neraka. Biasakanlah berkata jujur karena jujur akan membawamu pada kebajikan dan membawamu ke surga. (HR Bukhari dan Muslim).

Hakikat kejujuran ialah mengatakan sesuatu dengan jujur di tempat (situasi) yang tidak ada sesuatu pun yang menjadi penyelamat, kecuali kedustaan. Secara psikologis, kejujuran akan mendatangkan ketenteraman jiwa. Sebaliknya, seseorang yang tidak jujur pasti tega melakukan perbuatan serta menutupi kebenaran.

Kedustaan dan ketidakjujuran akan selalu meresahkan masya rakat, yang pada gilirannnya akan meng ancam stabilitas sosial. Ketidakjujuran selalu akan melahirkan pada ketidakadilan, disebabkan orang yang tidak jujur akan tega menginjak-injak keadilan demi keuntungan material pribadi atau golongannya saja.

Pribadi yang jujur merupakan roh kehidupan yang teramat fundamental karena setiap penyimpangan dari prinsip kejujuran pada hakikatnya akan berbenturan dengan suara hati nurani. Seperti contoh, para penyelenggara negara pada se tiap aktivitas dalam rangka mela yani masyarakat tentunya tidak menanggalkan prinsip kejujuran.

Kejujuran juga akan melahirkan penghargaan terhadap hak-hak orang lain. Sebab, kejujuran sebagaimana yang telah kita uraikan di atas juga akan menumbuhkembangkan kecintaan terhadap kebenaran, keadilan, dan kedisiplinan. Namun, kejujuran tidak akan datang begitu saja, tetapi harus diperjuangkan dengan sabar dan sungguh-sungguh. Seorang ulama menegaskan bahwa ada beberapa faktor yang dapat membantu kita dalam mencoba meraih kejujuran.

Pertama, akal yang wajib memandang buruk kedustaan apalagi jika kedustaan itu sama sekali tidak mendatangkan kemanfaatan dan tidak mencegah bahaya. Kedua, agama dan syariat yang memerintahkan untuk mengikuti kebenaran dan kejujuran serta memperingatkan bahaya kedustaan.

Ketiga, kedewasaan diri kita yang menjadi salah satu faktor pencegah kedustaan dan kekuatan pendorong menuju kebenaran. Keempat, memperoleh kepercayaan dan penghargaan masyarakat.

Ada sebuah kata mutiara, Jadikan lah kebenaran ( al-haq) sebagai tempat kembalimu (rujukan), kejujuran sebagai tempat pembe rangkatanmu, sebab kebenaran adalah penolong paling kuat dan kejujuran adalah pendamping utama. Karena itu, sejatinya pribadi Muslim untuk terus membangun kejujuran dalam melakukan semua aktivitas. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar