Rabu, 21 September 2011

S&P Turunkan Peringkat Italia

ROMA - Krisis utang di Eropa mulai menyebar. Jika semula krisis hanya berpusat di Yunani, kini mulai menyentuh Italia. Lembaga pemeringkat ternama Standard & Poor's (S&P) menurunkan peringkat utang Italia satu level, dari A+/A-1+ menjadi A/A-1. Penurunan peringkat ini juga menjadi pertanda melemahnya prospek ekonomi Italia sebagai imbas krisis utang mendalam yang dipicu kali pertama oleh Yunani.


“Namun, dampak krisis Italia ini bakal lebih besar daripada Yunani,” kata Kathy Lien, direktur riset mata uang di GFT di New York, Amerika Serikat, Selasa (20/9). Menurut Lien, lebih banyak negara yang terhubung dengan utang Italia daripada utang Yunani.

Italia, negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di Zona Euro, ini tergeser menuju pusat pusara krisis Eropa sejak tiga bulan lalu. Hal ini karena adanya kekhawatiran pelaku ekonomi atas kemampuan Italia mengatasi utangnya yang membengkak menjadi 120 persen terhadap produk domestik bruto (PDB)-nya.

Di bawah tekanan untuk mengurangi utangnya, Pemerintah Italia mendorong program penghematan anggaran 59,8 miliar euro melalui parlemen, pekan lalu. Jika disetujui, program penghematan itu akan menjadikan anggaran Italia seimbang pada 2013.

Eropa sedang dalam tekanan global agar dapat meredam krisis, yang selain memakan korban Yunani juga Portugal dan Irlandia. Sejumlah analis menyebutkan, penanganan krisis di Eropa ini menunggu bagaimana kebijakan yang akan diambil the Fed dan Kelompok 20 (G20).

The Fed menggelar sidang komite pada Selasa waktu setempat. Sedangkan, pertemuan G20, Bank Dunia, serta IMF pada pekan ini. “Saya kira, harus ada sejumlah upaya yang mesti diambil G20 pada pekan ini,” kata Lien. Nilai tukar euro terhadap dolar AS jatuh 0,5 persen di perdagangan Asia, kemarin, setelah S&P merilis penurunan peringkat utang Italia tersebut. Sejumlah analis meyakini, dampak hal ini bakal lebih dalam lagi.

Kepala ekonom di Valhalla New York Carl Weinberg berharap, imbal hasil surat utang Italia bisa naik beberapa hari ke depan. “Namun, penurunan peringkat ini akan menekan euro melemah,” kata Weinberg.

Pimpinan Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet mendesak perbankan di Eropa menyeimbangkan neraca keuangannya sebagai penangkal tekanan krisis. The Financial Times melaporkan, konglomerasi industri Jerman, Siemens, telah menarik lebih dari setengah miliar euro dana tunainya yang tersimpan di sebuah bank di Prancis, dua pekan lalu. Langkah Siemens ini sebagai antisipasi kekhawatiran atas kesehatan keuangan sistem perbankan di sana.  ap/reuters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar