Rabu, 21 September 2011

Investor Panik, Rupiah Tertekan

JAKARTA -- Pasar mata uang Asia kembali mendapat tekanan terhadap dolar AS, termasuk rupiah yang melemah 10 poin. Hal itu dipicu oleh pemangkasan peringkat utang Italia yang membuat pasar global kembali tertekan.

Nilai tukar mata uang rupiah di pasar spot antarbank di Jakarta, Selasa (20/9) sore, kembali bergerak melemah sebesar 10 poin ke posisi Rp 8.880 dibanding sebelumnya Rp 8.870 per dolar AS. Meski pelemahan ini dinilai temporer akan tetap jika terjadi secara terus-menerus, bukan tak mungkin makin menekan devisa negara.

Menurut pengamat ekonomi Yanuar Rizky, proses pelemahan nilai tukar rupiah hingga menyentuh angka Rp 9.000 ini bisa jadi bersifat temporer. Hanya, ia menilai, hal ini terjadi karena pemegang saham dan surat utang negara alias pemegang dana asing sengaja melakukan permainan yang bisa menimbulkan kepanikan Bank Indonesia (BI).

Jika rupiah terus-menerus naik, menurutnya, akan membuat BI mengeluarkan biaya intervensi yang lebih besar dari sebelumnya. Hal ini jelas akan menguntungkan pihak asing yang memang sengaja mengeruk untung agar mampu membayar pinjaman jangka pendeknya. "Kalau naik terus kan secara psikologis BI panik, maka biaya intervensi bisa lebih besar lagi," tuturnya kepada Republika, Selasa (20/9).

Sejauh ini, dia menilai, BI masih mampu melakukan intervensi untuk menjaga kestabilan nilai rupiah. Akan tetapi, BI diingat kan bahwa asing bisa saja me lakukan ‘permainan’ di pasar uang kembali se hingga membuat nilai ru -piah makin melemah.

Maka itu, diusulkan cam pur tangan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan karena disinyalir terjadi transaksi semu. Sebab, penjual dan pembeli di pasar modal ituitu saja. Data kurs tengah BI men catatkan, rupiah ber ada di level Rp 8.980 per dolar AS dengan kisaran perdagangan Rp 8.935-Rp 9.025 per dolar AS.

BI meyakini pelemahan nilai tukar rupiah bersifat sementara, karena akibat faktor eksternal yaitu krisis utang di Eropa. Bank-bank di Eropa sulit mendapatkan pasokan dolar AS.

‘’(Pelemahan rupiah sementara) karena fundamental ekonomi Indonesia ma sih amat baik, yaitu pe -ningkatan perekonomian hingga 6,6 persen,’’ ujar De pu ti Gubernur BI Ar -dha yadi Mitroadmodjo.

Kepala Biro Humas BI, Difi Ahmad Johansyah menam bahkan mengenai upaya intervensi, langkah penting bank sentral adalah melakukan stabilisasi kurs. BI, katanya, tak meng inginkan pelemahan rupiah bersifat berlebihan. ed: zaky al hamzah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar