Jumat, 30 September 2011

Perbankan Harus Beri Pemahaman Soal Emas

JAKARTA - Krisis ekonomi global mendorong ketidakpastian harga emas. Hal ini memengaruhi transaksi gadai emas di perbankan syariah yang dikhawatirkan merugikan bank dan nasabah.


Karena itu, perbankan dinilai harus memberikan pemahaman masyarakat untuk menghentikan spekulasi gadai emas. Pengamat ekonomi syariah dari Universitas Indonesia, Mustafa Edwin, mengungkapkan banyak unsur ketidakpastian pasar terkait adanya krisis ekonomi global.

Harga emas sempat naik pesat dengan tidak wajar, kemudian turun drastis (bubble). Dengan adanya bubble itu, harus hati-hati dalam penanganannya. "Jangan terbius kenaikan karena akan berbahaya jika penurunan harga emas tidak diantisipasi," kata Mustafa kepada Republika di Jakarta, Selasa (27/9).

Ketidakpastian harga emas di pasaran tersebut mengharuskan pengendalian spekulasi. Terlebih, spekulasi dalam perbankan syariah harus ditiadakan. Masyarakat belum terbiasa dengan pola pikir syariah.

"Jika dalam gadai emas spekulasi dipakai saat harga emas melonjak demi keuntungan, akan sangat berbahaya jika harga emas tiba-tiba turun," ungkapnya.

Lantaran hal itu, perbankan syariah harus memberi pemahaman terkait ketidaknormalan harga emas. Jangan sampai masyarakat mengalihkan semua sumber daya ke gadai emas. "Kalau pembatasan gadai emas untuk menghentikan spekulan perlu diatur lagi, tapi yang jelas perbankan harus memberi pemahaman ke masyarakat," ujarnya.

Menurutnya, bubble dalam transaksi emas telah mendorong gejala spekulasi. Akhir-akhir ini, kata Mustafa, banyak spekulan tergiur dengan kenaikan harga emas dan mengalihkan sumber daya ke gadai emas. Tingkat harga emas yang melonjak, membuat banyak pihak tergiur tanpa tahu risiko ada penurunan harga yang bisa drastis.

Ketidakpastian harga emas di pasaran tersebut, ungkapnya, akan diantisipasi Bank Indonesia (BI) dengan regulasi. Menurutnya, saat ini BI telah dalam proses membuat regulasi untuk mengelola transaksi gadai emas. "Gadai emas harus diatur lagi, jangan sampai masyarakat berkebun emas saat harga naik, kemudian bangkrut saat harga turun," ujarnya.

Masyarakat termasuk perbankan harus waspada terhadap ketidakpastian harga emas ini. Terlebih, ketidakpastian harga emas tidak bisa diprediksi sampai kapan. Banyak variabel yang mendorong ketidakpastian harga emas karena terkait krisis global sehingga bergantung pada kebijakan Amerika Serikat dan negara Eropa untuk atasi krisis. c01 ed: firkah fansuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar