JAKARTA. PT Perusahan Listrik Negara (PLN) telah meneken
program surat utang Global Jangka Menengah (GMTN) sebesar US$ 2 miliar
pada Kamis (22/9) pekan lalu. Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mengaku
khawatir penjualan surat utang itu terganggu akibat kondisi pasar yang
sedang gonjang-ganjing.
"Kami juga dag dig dug," ungkap Dahlan, Senin (26/9).
Namun, Dahlan mengatakan PLN belum memutuskan untuk mengundur rencana penerbitan GMTN tersebut. Dia mengaku pihaknya akan mengikuti kondisi pasar. "Kami mengikuti terus dengan intensif karena tidak ada satu pun orang yang bisa dipegang, apa ini akan lebih buruk atau bagaimana,” ujar Dahlan.
Jika obligasi ini tidak jadi diterbitkan, Dahlan mengatakan PLN terpaksa mengurangi sejumlah proyek yang telah direncanakan. "Apakah proyeknya yang ditunda atau semua proyeknya ditunda atau sebagian proyeknya ditunda atau sebagian kecil ditunda, tergantung dari kecukupan uangnya, termasuk mendapatkan pinjaman dari dalam negeri,” jelasnya.
"Kami juga dag dig dug," ungkap Dahlan, Senin (26/9).
Namun, Dahlan mengatakan PLN belum memutuskan untuk mengundur rencana penerbitan GMTN tersebut. Dia mengaku pihaknya akan mengikuti kondisi pasar. "Kami mengikuti terus dengan intensif karena tidak ada satu pun orang yang bisa dipegang, apa ini akan lebih buruk atau bagaimana,” ujar Dahlan.
Jika obligasi ini tidak jadi diterbitkan, Dahlan mengatakan PLN terpaksa mengurangi sejumlah proyek yang telah direncanakan. "Apakah proyeknya yang ditunda atau semua proyeknya ditunda atau sebagian proyeknya ditunda atau sebagian kecil ditunda, tergantung dari kecukupan uangnya, termasuk mendapatkan pinjaman dari dalam negeri,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar