JAKARTA — Ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) belum terganggu.
Asosiasi Per -tekstilan Indonesia (API) meng ungkapkan, naik turunnya
nilai rupiah pada dua pekan terakhir tidak memengaruhi nilai ekspor
tekstil Indonesia. “Fluktuasi rupiah yang terjadi di beberapa hari
terakhir belum memengaruhi kegiatan ekspor tekstil dan produk tekstil,”
kata Ketua API Ade Sudrajat di Jakarta, Sabtu (24/9).
Nilai tukar rupiah sempat mengalami penurunan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan euro. Dalam sepekan, penurunan ini mencapai 175 poin menjadi Rp 8.900 pada Rabu (21/9). Akhir pekan lalu, rupiah kembali menguat pada level Rp 8.924 setelah Bank Indonesia mengintervensi pasar. Fluktuasi rupiah menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono terjadi karena krisis utang di Eropa.”Krisis di negara-negara Eropa yang terjadi di tahun ini bukanlah krisis konsumen melainkan krisis negara,” kata Ade.
Ade menjelaskan, krisis Eropa saat ini berbeda dengan krisis pada 2008 yang merupakan krisis konsumen sehingga ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia pada tahun tersebut sempat turun 11,4 persen. “Tahun ini ekspor Indonesia periode Januari sampai Juli justru naik 24,4 persen menjadi 8,16 miliar dolar Amerika Serikat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” katanya.
Namun, lanjutnya, jika pemerintah di negara-negara Eropa dan juga Amerika Seri -kat tidak segera mengambil tin dakan untuk menyelamatkan ekonomi mereka, maka bu kan tidak mungkin krisis tersebut akan menjadi krisis konsumen. “Jika krisis tersebut merembet ke krisis konsumen, maka industri tekstil Indonesia harus segara bersiap diri,” katanya.
Pada 2006, hampir 1,2 juta penduduk Indonesia atau 2,6 persen dari total tenaga kerja disumbang oleh industri tekstil. Di tahun yang sama, komoditas tekstil memberikan kontribusi 20,02 persen terhadap surplus perdagangan nasional dan 3,8 persen terhadap pembentukan PDB Indonesia.
Indonesia berada di peringkat ke-11 negara pengekspor tekstil dunia dan peringkat ke-9 negara pengekspor pakaian jadi (garmen). Sejauh ini, Indonesia telah mengekspor komoditas tekstil ke beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang. antara ed: firkah fansuri
FAKTA ANGKA
8,16 Miliar Dolar AS
Ekspor TPT Indonesia
semester I 2011
Nilai tukar rupiah sempat mengalami penurunan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan euro. Dalam sepekan, penurunan ini mencapai 175 poin menjadi Rp 8.900 pada Rabu (21/9). Akhir pekan lalu, rupiah kembali menguat pada level Rp 8.924 setelah Bank Indonesia mengintervensi pasar. Fluktuasi rupiah menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono terjadi karena krisis utang di Eropa.”Krisis di negara-negara Eropa yang terjadi di tahun ini bukanlah krisis konsumen melainkan krisis negara,” kata Ade.
Ade menjelaskan, krisis Eropa saat ini berbeda dengan krisis pada 2008 yang merupakan krisis konsumen sehingga ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia pada tahun tersebut sempat turun 11,4 persen. “Tahun ini ekspor Indonesia periode Januari sampai Juli justru naik 24,4 persen menjadi 8,16 miliar dolar Amerika Serikat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” katanya.
Namun, lanjutnya, jika pemerintah di negara-negara Eropa dan juga Amerika Seri -kat tidak segera mengambil tin dakan untuk menyelamatkan ekonomi mereka, maka bu kan tidak mungkin krisis tersebut akan menjadi krisis konsumen. “Jika krisis tersebut merembet ke krisis konsumen, maka industri tekstil Indonesia harus segara bersiap diri,” katanya.
Pada 2006, hampir 1,2 juta penduduk Indonesia atau 2,6 persen dari total tenaga kerja disumbang oleh industri tekstil. Di tahun yang sama, komoditas tekstil memberikan kontribusi 20,02 persen terhadap surplus perdagangan nasional dan 3,8 persen terhadap pembentukan PDB Indonesia.
Indonesia berada di peringkat ke-11 negara pengekspor tekstil dunia dan peringkat ke-9 negara pengekspor pakaian jadi (garmen). Sejauh ini, Indonesia telah mengekspor komoditas tekstil ke beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang. antara ed: firkah fansuri
FAKTA ANGKA
8,16 Miliar Dolar AS
Ekspor TPT Indonesia
semester I 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar