Rabu, 28 September 2011

Bank Syariah Belum Terpengaruh Emas

JAKARTA - Perbankan syariah belum terpengaruh oleh anjloknya harga emas. Pembiayaan melalui gadai emas masih stabil, bahkan ada yang meningkat.

Sejumlah bank menerapkan strategi risk management dengan cushion (bantal) untuk menalangi kerugian jika harga emas anjlok. Mereka membuka penawaran harga emas di bawah harga pasar.

"Untuk harga dasar emas, kita patok tiga sampai lima persen di bawah buyback emas Antam (PT Aneka Tambang)," ujar Direktur Bank Syariah Mandiri, Hanawijaya, di Jakarta, Selasa (27/9).

Dengan posisi harga emas Antam saat ini sekitar Rp 516 ribu per gram, BSM akan menaksir harga emas senilai Rp 453 ribu. Dengan taksiran itu, kata Hana, penurunan harga emas tidak akan memengaruhi layanan gadai emas. Hingga saat ini, pembiayaan gadai emas BSM telah mencapai Rp 2 triliun (year to date). "Sampai sekarang jumlah nasabah gadai emas masih stabil, belum ada terpengaruh (penurunan harga emas)," tegasnya.

Penurunan harga emas tersebut, diakuinya, telah menjadi perhatian BSM sebelumnya. Namun, menurut Hana, pada saat harga emas dalam dolar turun hingga 19 persen, rupiah justru melemah. "Dengan kondisi itu, harga emas dalam rupiah tidak terjadi guncangan," ungkapnya.

Selain itu, risk management di BSM juga dilakukan dengan klasifikasi nasabah yang ketat. Hal ini untuk mengantisipasi pembiayaan macet. "Kita memang harus pinter-pinter dalam klasifikasi nasabah gadai emas," ujarnya.

Strategi yang sama diterapkan BRI Syariah untuk mengantisipasi penurunan harga emas. Mereka menawarkan harga emas 30 persen di bawah harga pasar. Menurut Direktur Utama BRI Syariah, Ventje Rahardjo, pihaknya menggunakan patokan harga emas berdasarkan London Metal Exchange (LME) yang kemudian disesuaikan dengan kurs rupiah. Patokan harga inilah yang kemudian diturunkan 30 persen dari harga emas di pasaran.

Untuk patokan harga emas pasar, BRI Syariah menjalin rekanan dengan 50 toko emas di seluruh Indonesia. Pembiayaan yang diberikan ke nasabah nantinya maksimal sebesar 80 persen. "Dengan cushion atau bemper ini, kita terselamatkan dari pengaruh fluktuasi harga emas," ujarnya.

Penurunan harga emas tersebut, menurut Ventje, belum memengaruhi jumlah nasabah. Meski tidak mau menyebut jumlah, Ventje mengaku ada peningkatan untuk pembiayaan dari gadai emas. Sementara itu, nilai pembiayaan BRI Syariah dari Januari-Agustus 2011 sudah mencapai Rp 776 miliar. "Saat harga turun ini, ada peningkatan (jumlah nasabah gadai emas). Tapi, angkanya biar dilaporkan ke BI saja," ungkapnya.

Untuk gadai emas di BRI Syariah, proporsi perhiasan 20 persen, sementara sisanya berbentuk logam mulia. Minimal gadai yang ditetapkan BRI Syariah dua gram, sementara paling banyak gadai emas dari masyarakat seberat 50 gram.

Penurunan harga emas tidak menghambat kinerja gadai emas juga dipengaruhi perilaku masyarakat. Menurutnya, masyarakat lebih banyak menggunakan emas sebagai investasi jangka panjang. "Dengan behavior (perilaku) itu, kalau ada emas, mau harganya turun atau naik, masyarakat tetap beli. Sampai sekarang juga tidak ada yang masif jual emas," ungkapnya. c01 ed: firkah fansuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar