Senin, 04 Juli 2011

Permata Syariah Targetkan Pembiayaan UKM Rp 500 M

JAKARTA-Permata Syariah menargetkan pembiayaan usaha kecil dan menengah (UKM) memberi kontribusi yang lumayan terhadap total pembiayaan. Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Permata ini diharapkan mengucurkan pembiayaan Rp 500 miliar ke UKM dari total portofolio pembiayaan di 2011 ini yang berada pada kisaran Rp 2,5 triliun.

Menurut Head of Permata Syariah, Achmad K Permana, meski baru memulai bisnis di awal tahun, sektor UKM memiliki progres yang cukup signifikan. Target pembiayaan UKM sama dengan target bisnis UKM konvensional Bank Permata, yakni perdagangan. "Meski demikian, tetap ada beberapa market turunan seperti pedagang jenis tertentu," katanya saat ditemui akhir pekan lalu.

Diutarakannya, kendala utama pengembangan bisnis ini akan berasal dari kompleksitas akad syariah yang digunakan. Hal ini terutama terkait penyampaian definisi dan metode akad kepada para nasabah.

Untuk UKM ini, Permata Syariah menggunakan tiga model akad syariah, yakni murabahah, ijarah, dan mudharabah. Murabahah merupakan akad jual beli.

Sementara itu, ijarah adalah akad turunan murabahah, dengan bank berperan sebagai pihak yang menyarahkan hak atas pemanfaatan barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu tanpa ada peralihan kepemilikan barang atau jasa. Sedangkan, murabahah merupakan perjanjian di mana bank menyerahkan modal dan nasabah menjadi pengelola modal dengan keuntungan dibagi sesuai kontrak.

"Margin kita sesuaikan dengan konvensional," jelasnya. Di beberapa akad, Permata Syariah menerapkan margin tinggi, namun di yang lainnya mematok margin rendah.

Selain pembiayaan UKM, Permata Syariah juga masuk pada pembiayaan korporasi baik lokal maupun besar. Permata Syariah mencoba peruntungan dengan masuk ke sektor pertambangan dan energi.

Meski memasuki sejumlah bisnis baru, Achmad menegaskan, Permata Syariah tetap akan menggenjot sektor bisnis yang sudah berjalan sebelumnya, di antaranya konsumer, seperti kendaraan roda dua dan kredit pemilikan rumah.

Ia mengatakan, penyebaran bisnis dibutuhkan Permata Syariah. Ini dilakukan guna menunjang portofolio perusahaan agar tetap baik.

"Kita akan fokuskan cross selling kepada mereka yang butuh produk syariah, terutama di cabang konvensional Permata," ujarnya. Ia mengatakan, kontribusi dari layanan di cabang konvensional amat besar pada bisnis Permata Syariah.

Menurut Achmad, untuk meningkatkan bisnis ini, pihaknya bakal terus meningkatkan edukasi pada pekerja cabang konvensional tentang nilai produk syariah. Achmad mengatakan, ini menjadi salah satu strategi untuk me-leverage pengetahuan customer existing Permata yang ingin masuk ke syariah.

Diungkapkannya, strategi ini cukup mudah bagi Permata Syariah. "Karena, ini captive market kita," jelasnya.

Cabang baru

Sementara itu, di kuartal kedua ini, Permata Syariah bakal membuka tiga cabang baru. "Satu di Kalimantan, yakni Banjarmasin, dan dua di Jakarta, yakni Kedoya dan Jakarta Utara," kata Achmad.

Ia mengatakan, pembukaan cabang terutama di Banjarmasin, bertujuan untuk menjaring pasar pertambangan dan energi. Hubungan dengan Astra, pemegang saham Permata, juga bakal dimanfaatkan.

Menurutnya, Banjarmasin bakal dijadikan sebagai pusat Permata Syariah di Kalimantan. Per Juni 2011, Permata Syariah memiliki 11 cabang syariah.

"Nilai investasi kita mencapai Rp 8 miliar," ungkapnya. Untuk pendirian satu cabang baru, kata Achmad, Permata Syariah mengeluarkan kocek Rp 2-3 miliar. ed: firkah fansuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar