Selasa, 05 Juli 2011

Mengganti The Fed Dengan OPEC

Oleh: Caroline Baum

Komentar mengenai perekonomian Amerika Serikat bisa dibagi menjadi dua tema utama. Pertama adalah kebijakan-kebijakan moneter dan fiskal sudah kehabisan amunisi. Kedua adalah saat ini harga minyak menjadi sumber kekhawatiran.


Jika demikian, pemerintah federal mengalami kebangkrutan dan harga minyak yang berpengaruh terhadap pasang surut perekonomian Amerika Serikat. Mengapa tidak menyuruh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bertanggung jawab terhadap kebijakan ekonomi negara ini.

Jika kita yakin bahwa kenaikan harga minyak, mengurangi anggaran rumah tangga dan memangkas daya beli masyarakat, sebagai masalah utamanya, mengapa berisiko memilih kebijakan moneter dengan bunga rendah nol persen untuk menstimulasi pertumbuhan. Padahal OPEC bisa melakukannya hanya dengan membuka keran pasokan minyaknya.

Anda mungkin berpikir saya bercanda. Ya, saya memang bercanda. Mempengaruhi permintaan barang dan jasa dengan memanipulasi suku bunga acuan tidak sama dengan mengelola pasokan dan harga minyak. Namun, orang rasional yang membaca analisis mengapa ekonomi Amerika Serikat seperti sekarang ini mungkin tergoda menyimpulkan kedua hal tersebut dapat ditukar-tukar.

Presiden Barack Obama bersimpati dengan pandangan ini, bahwa minyak membuat dunia kesulitan dan akan berdampak negatif terhadap pencalonan kembali pada pemilihan 2012. Pekan lalu, Presiden Obama mengeluarkan 30 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis, gudang penyimpanan yang dirancang untuk penggunaa di saat-saat darurat.

Mengapa ramai membahas minyak? Sederhana. Semakin banyak yang mengkonsumsi minyak sedangkan produsen minyak semakin sedikit. Tidak ada yang mengungkit soal keuntungannya, yaitu windfall profit bagi produsen, pemegang saham, dan tenaga kerja sektor industri minyak. Sebagian besar analis mengesampingkan aspek ini dan memperlakukan harga minyak yang tinggi sebagai kerugian bagi perekonomian Amerika Serikat.

Bahkan jika Amerika Serikat dapat memenuhi semua kebutuhan minyak domestik, dampak harga minyak terhadap konsumen dan produsen masih terjadi dalam rentang waktu tersendiri.

Jim Glassman, ekonom JPMorgan Chase & Co, menyatakan harga minyak yang tinggi segera menaikkan harga bahan bakar eceran. Namun karena eksplorasi minyak adalah proses yang sangat sulit, produsen tidak segera mengeluarkan pemasukan tambahan ke investasi riil untuk eksplorasi, dan memilih memutar dananya di pasar keuangan.

Sinyal Harga
Bagaimana produsen bereaksi terhadap harga minyak yang tinggi sekarang? Tepatnya hanya satu kemungkinan. Jumlah sumur minyak aktif di Amerika Serikat naik 42% pada 2010 menjadi 1.003 atau yang terbanyak sejak 1987. Investasi di eksplorasi minyak naik 32% pada kuartal I 2011 dibanding periode yang sama tahun lalu. Penyerapan tenaga kerja di industri minyak dan gas naik 7% pada 2010 dibanding penyerapan sebesar 0,7% di industri non pertanian lain. Luar biasa apa yang bisa dilakukan kenaikan harga minyak.

Tahun lalu, Amerika Serikat mengkonsumsi 19 juta barel minyak per hari, berdasarkan data Badan Informasi Energi. Separuh dari minyak itu diimpor. Ekonom bisa menghitung apa makna kenaikan US$ 10 per barel minyak terhadap pengeluaran konsumen. Kenaikan US$ 10 dikali 19 juta barel per hari sama dengan US$ 190 juta per hari, atau US$ 5,78 miliar per bulan.

Efek Pasokan
Bagaimana dengan profit kuartal I sebesar US$ 36 miliar yang diperoleh lima perusahaan-perusahaan minyak terbesar Amerika Serikat? Satu-satunya pihak yang mempertimbangkan aliran pendapatan itu adalah anggota Kongres dari Demokrat.

Profit tidak menghilang. Ya, harga minyak yang tinggi mewakili transfer kekayaan yang besar dari konsumen ke produsen ketika tingkat pengangguran tinggi dan banyak rumah tangga sedang kesulitan. Namun tingginya harga juga mendorong produksi baru, setidaknya hambatan aktivitas pengeboran yang menjadi kebijakan pemerintahan Obama.

Bahkan, dana yang mengalir ke luar negeri sebagai ganti impor minyak tidak hilang. Dana itu berputar di pasar US Treasury. Pendeknya, semua yang mengalir dari sisi produksi sebagai dampak kenaikan harga minyak bisa dipahami sebagai sesuatu yang tidak terlihat.

Jika harga minyak yang menyetir perekonomian, jadi jelas menentukan harga bahan bakar tidak terlalu sulit dibanding menarget suku bunga. Pikirkan keuntungannya. Kita bisa mengesampingkan The Fed dan memuaskan para aktivis pecinta lingkungan yang menuntut kebijakan energi yang sebenarnya.

Artikel asli berjudul : Fire the Fed, Let OPEC Run U.S. Economic Policy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar