JAKARTA--Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan produksi (lifting) minyak sepanjang semester pertama 2011 belum meningkat signifikan. Bahkan, realisasi lifting minyak pada semester pertama ini mengalami penurunan dari 916 ribu barel per hari (bph) menjadi 906 ribu bph.
Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas, BP Migas, Gde Pradnyana, menuturkan belum signifikannya produksi minyak di semester pertama 2011 salah satunya karena adanya turn around atau perawatan rutin dan pemindahan rig di Lapangan Tunu milik Total E&P Indonesie. Gde menjelaskan, kegiatan di lapangan tersebut menyebabkan produksi minyak nasional jadi berkurang beberapa hari belakangan ini.
Gde mengakui jika perawatan rutin yang dilakukan di Lapangan Tunu ini sudah terjadwal sejak jauh hari (planned shutdown). Tetapi, pihaknya tidak menyangka hal tersebut akan berdampak signifikan terhadap penurunan produksi minyak nasional.
Ia menuturkan, angka produksi yang mulai naik 916 ribu bph kembali menurun ke angka 906 ribu bph. "Tunu dampaknya cukup besar. Karena Tunu itu kan sebagian besar gas. Tetapi, ada kondensat sekitar 20 ribu bph," papar Gde.
Lapangan Tunu adalah lapangan besar yang menghasilkan gas dan kondensat yang beroperasi sejak 1990.
Lebih jauh Gde menuturkan, jika proses perawatan rutin di Lapangan Tunu ini sudah selesai pihaknya optimistis produksi minyak akan mendekati 930 ribu bph pada semester kedua 2011. Menurutnya, angka 930 ribu bph tersebut akan berlangsung sampai akhir tahun ini.
"Perkiraan kita itu (produksi minyak) 933-945 ribu bph. Akhir tahun pasti di atas itu, tapi kalau rata-rata paling segitu," prediksi Gde.
Sebagaimana diketahui, BP Migas telah menyampaikan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait revisi target produksi minyak sebesar 945 ribu bph di tahun ini. Target produksi tersebut lebih rendah dari sebelumnya yang besar 970 ribu bph. ed: nidia zuraya
Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas, BP Migas, Gde Pradnyana, menuturkan belum signifikannya produksi minyak di semester pertama 2011 salah satunya karena adanya turn around atau perawatan rutin dan pemindahan rig di Lapangan Tunu milik Total E&P Indonesie. Gde menjelaskan, kegiatan di lapangan tersebut menyebabkan produksi minyak nasional jadi berkurang beberapa hari belakangan ini.
Gde mengakui jika perawatan rutin yang dilakukan di Lapangan Tunu ini sudah terjadwal sejak jauh hari (planned shutdown). Tetapi, pihaknya tidak menyangka hal tersebut akan berdampak signifikan terhadap penurunan produksi minyak nasional.
Ia menuturkan, angka produksi yang mulai naik 916 ribu bph kembali menurun ke angka 906 ribu bph. "Tunu dampaknya cukup besar. Karena Tunu itu kan sebagian besar gas. Tetapi, ada kondensat sekitar 20 ribu bph," papar Gde.
Lapangan Tunu adalah lapangan besar yang menghasilkan gas dan kondensat yang beroperasi sejak 1990.
Lebih jauh Gde menuturkan, jika proses perawatan rutin di Lapangan Tunu ini sudah selesai pihaknya optimistis produksi minyak akan mendekati 930 ribu bph pada semester kedua 2011. Menurutnya, angka 930 ribu bph tersebut akan berlangsung sampai akhir tahun ini.
"Perkiraan kita itu (produksi minyak) 933-945 ribu bph. Akhir tahun pasti di atas itu, tapi kalau rata-rata paling segitu," prediksi Gde.
Sebagaimana diketahui, BP Migas telah menyampaikan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait revisi target produksi minyak sebesar 945 ribu bph di tahun ini. Target produksi tersebut lebih rendah dari sebelumnya yang besar 970 ribu bph. ed: nidia zuraya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar