Sabtu, 05 Maret 2011

Harga minyak jatuh pertama kali dalam 3 pekan



JAKARTA: Harga minyak di New York jatuh untuk pertama kalinya dalam tiga hari setelah Venezuela menawarkan untuk menjadi mediator dalam konflik di Libia, produsen minyak terbesar di Afrika.

Harga minyak meningkat 0,3% yang dipicu oleh proposal Venezuela dan setelah Associated Press melaporkan bahwa
militer pembelot menjamin fasilitas minyak di pelabuhan Brega dan Teluk Sidra.

Pasukan yang loyak terhadap pemimpin Libia Moammar Gadafi, dengan singkat bisa merampas Brega kemarin tetapi kemudian terlepas lagi.

Harga minyak mentah untuk pengiriman April turun 32 sen menjadi sekitar US$101,91
per barel di New York Mercantile Exchange. Harga  minyak menguat sebesar 26% tahun lalu.

Menurut Bloomberg, Menteri Luar Negeri Libia Moussa Koussa mendukung inisiatif tersebut dalam percakapan dengan Menlu Venezuela Nicolas Maduro, kata Andres Izarra, Menteri Penerangan negara Amerika Latin itu di Twitter yang ditulis hari ini.

Presiden Venezuela Hugo Chavez adalah sekutu Kadafi.

Liga Arab juga telah berdiskusi dengan rencana Venezuela, kata Hesham Youssef, chief of staff for Secretary General Amr Moussa,dalam wawancara melalui telepon hari ini.

Sebelumnya dikabarkan bahwa Presiden Veneuzela Hugo Chavez menawarkan diri untuk menengahi krisis Libya, kata beberapa pejabat di Caracas, dan menambahkan pemimpin Libya Muamar Kadafi tertarik.

Namun pemrotes di Libia dengan tegas menolak usul itu dan negara-negara Barat juga menepis tawaran tersebut, tulis AFP yang dikutip Antara.

Menteri Penerangan Venezuela Andres Izarra mengatakan Chavez membahas usul itu dengan Gaddafi melalui telepon, sekitar dua pekan setelah protes berlangsung sehingga ratusan orang tewas di negara Afrika Utara tersebut.

"Kami dapat mengkonfirmasi ketertarikan Libya untuk menerima usul ini, begitu juga dengan Liga Arab," kata Izarra.

Chavez, seorang sekutu Gaddafi, pertama kali melontarkan pada Senin gagasan mengenai pembentukan misi perdamaian internasional guna berusaha mencapai penyelesaian yang akan menghindari perang saudara di Libia.

Pemrotes Libia dan negara lain menolak tawaran itu.

"Kami memiliki pernyataan yang sangat jelas. Itu sangat terlambat. Terlalu banyak darah telah mengalir," kata Mustafa Gheriani, juru bicara bagi kelompok yang menyebut dirinya Dewan Nasional, yang didirikan di kota Benghazi, Libia Timur.

Liga Arab menyatakan organisasi pan-Arab tersebut "sedang mempelajari" tawaran itu. Namun satu sumber di Liga Arab mengatakan tanggapan atas usul Chavez harus dipertimbangkan secara seksama.

"Tak ada penolakan dan tak ada penerimaan saat ini," kata sumber tersebut.

Di Washington, jurubicara Departemen Luar Negeri Philip Crowley mengatakan kepada wartawan. "Kita tak perlu satu komisi internasional untuk memberitahu Kolonel Gaddafi apa yang perlu ia lakukan demi kebaikan negerinya dan kebaikan rakyatnya."

Dalam taklimat di Washington bersama Presiden Mexico Felipe Calderon, Presiden Barack Obama menyeru Gaddafi agar meletakkan jabatan demi kebaikan negerinya. Obama juga mengatakan ia sedang mengkaji "aksi penuh" pilihan militer, termasuk zona larangan terbang.

Prancis juga menolak usul penengahan Chavez. Menteri Luar Negeri Alain Juppe mengatakan, "Setiap penengahan yang memungkinkan Kolonel Gaddafi untuk membuat dirinya berhasil tentu saja tak dapat diterima."

Juppe berbicara setelah pertemuan di Paris dengan Menteri Luar Negeri Inggris William Hague, yang mengatakan bahwa dia memiliki "pandangan bahwa cara paling cepat untuk mengakhiri pertumpahan darah ialah Kolonel Gaddafi mundur".

Sementara itu, pemrotes di Benghazi bersikukuh mereka "takkan pernah berunding dengan siapa pun mengenai darah rakyat kami".

"Satu-satunya cara kami dapat berunding dengan Chavez ialah jika Gaddafi pergi ke Venezuela [demi kebaikannya]," kata Gheriani. "Lalu kami akan meminta dia untuk mengembalikan Gaddafi ke Libia untuk dihukum oleh keadilan kami."

Chavez awal pekan ini mengatakan setiap campur tangan militer asing di Tripoli akan jadi "bencana". (ln)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar