Cadangan Devisa , FDI Lampaui Portofolio Tahun Depan
JAKARTA – Cadangan devisa Indonesia yang tercatat 94,7 miliar dollar AS dinilai cukup kuat meskipun kontribusi terbesarnya dalam bentuk portofolio. Arus modal dalam bentuk portofolio itu tidak akan meninggalkan Indonesia begitu saja, apalagi investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) akan terus meningkat. “Kalau dikatakan cadangan devisa Indonesia itu semua, ya tidak. Ada uangnya,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution di Jakarta, Rabu (29/12).
Banyak kalangan, kata Darmin, berpendapat cadangan devisa yang solid jika ditopang oleh ekspor dan investasi. Sedangkan komposisi arus modal portofolio yang lebih besar dinilai rawan karena sifatnya jangka pendek dan mudah keluar. Menurut Darmin, pendapat seperti itu tidak sepenuhnya benar. Sebab, portofolio tidak semudah yang dibayangkan, mudah pergi tanpa ada alasan yang mendasarinya. “Jangan dibayangkan portofolio itu main pergi begitu saja. Tidak ada petunjuk dia main pergi saja,” katanya.
Ketika krisis utang Yunani beberapa waktu lalu, portofolio memang sempat keluar, namun jumlahnya tidak terlalu besar, hanya beberapa miliar dollar AS. Oleh sebab itu, Darmin mengimbau semua kalangan agar tidak perlu berlebihan menanggapi derasnya arus modal yang mendukung cadangan devisa. Selama Indonesia mampu membangun iklim yang aman dan imbal hasil menarik, tidak ada alasan untuk pergi. Butuh Di sisi lain, Indonesia masih membutuhkan arus modal asing sebagai kompensasi atas kekurangan kapasitas pembiayaan dalam negeri. Setiap kali suatu perekonomian kekurangan uang karena penerimaan pemerintah kurang, dibutuhkan capital inflow.
Apalagi dalam kondisi ketika saving lebih kecil dari investment, selebihnya harus ditutupi dari capital inflow. Hal itu yang jadi pertimbangan bahwa Indonesia, papar Darmin, tidak bisa begitu saja menerapkan kontrol atas arus modal portofolio. “Jadi kami manage supaya jangan datang yang terlalu spekulatif. Kami terbitkan one month holding untuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), pembatasan rekening vostro, dan sebagainya,” katanya.
Deputi Gubernur BI Budi Mulya mengatakan pada 2010 diperkirakan investasi portofolio yang masuk ke Indonesia mencapai 16,2 miliar dollar AS, sementara FDI 12,5 miliar dollar AS. Namun pada 2011, lanjut Budi, diperkirakan terjadi peralihan, yakni investasi FDI melampaui portofolio. “Kami perkirakan investasi portofolio pada 2011 sebesar 9 miliar dollar AS, sementara FDI adalah 14,3 miliar dollar AS. Jadi ada suatu shifting (pergeseran) dari portfolio investment ke Penanaman Modal Asing (PMA),” tegasnya.
Kenaikan cadangan devisa Indonesia, tambah Budi, juga tidak hanya disumbangkan oleh arus modal portofolio. Pada akhir 2010, cadangan devisa diperkirakan 95 miliar dollar AS, naik 29 miliar dollar AS dari posisi akhir 2009. Namun, tambahan itu bukan seluruhnya portofolio. Tambahan cadangan devisa, menurut Budi, juga disebabkan oleh kebijakan sterilisasi bank sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
“Dari 29 miliar kenaikan cadangan devisa, sekitar 10 miliar dollar itu akibat sterilisasi BI. Sisanya itu dari investasi portofolio, hasil migas, penerimaan pemerintah, pinjaman luar negeri, dan sebagainya,” jelasnya.
aji/E-9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar