Jumat, 31 Desember 2010

Kejar aset, asuransi syariah siap rilis empat produk

JAKARTA. 2011, produk asuransi syariah bakal semakin banyak. Sedikitnya, akan ada empat produk baru di tahun depan. Diharapkan, penambahan produk itu bisa mendorong pertumbuhan aset industri asuransi syariah yang ditargetkan tumbuh 40% dari tahun ini.

Saat ini, salah satu produk tersebut itu masih dalam proses pengajuan di Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Diperkirakan, produk itu sudah bisa dijual di pasaran pada 2011 mendatang. Produknya berupa asuransi kendaraan bermotor syariah. "Tinggal menunggu pengesahan saja," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Bidang Teknik dan Standarisasi, Yudha Pratama, Kamis (30/12).

Sementara, tiga produk lainnya masih dalam proses persiapan pengajuan. Ini terdiri dari produk asuransi kebakaran, kecelakaan diri, dan alat berat. "Semakin banyak produk, penetrasi dan pertambahan aset asuransi syariah akan lebih cepat," jelas Yudha.

Tidak hanya, asosiasi juga proaktif menggagas sejumlah model pengelolaan premi asuransi syariah, terutama yang menyangkut premi kelompok dalam jumlah yang besar. Maklum, bisnis asuransi syariah terbilang unik dengan prinsip bagi risiko dari seluruh peserta.

"Nah, untuk modelnya nanti kami masih minta rambu-rambu dari Bapepam-LK, termasuk persyaratan yang harus dipenuhi. Modelnya sendiri masih dalam pembahasan. Memang harus lebih dieksplorasi pengembangannya agar membedakan dari produk asuransi konvensional," terang Yudha.

Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK Isa Rachmatarwata melansir, aset industri asuransi syariah hingga September 2010 tercatat naik 56% menjadi Rp 4,07 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,6 triliun.

Pertumbuhan ini didominasi oleh aset asuransi jiwa syariah sebesar Rp 2,95 triliun atau naik 62,22% dibanding periode 2009. Sementara aset asuransi umum/kerugian dan reasuransi syariah tercatat Rp 1,12 triliun atau tumbuh 43,4% dibanding periode 2009 lalu sebesar Rp 780 miliar.

Menurut Isa, pertumbuhan positif itu dapat berlanjut pada tahun depan, mengingat kondisi perekonomian nasional yang diproyeksi tetap tumbuh positif, serta semakin diminatinya produk asuransi syariah. "Malah, pertumbuhannya bisa lebih baik lagi," katanya.

Diperkirakan, hingga akhir tahun ini, diperkirakan aset perusahaan asuransi syariah mencapai Rp 5 triliun. Diperkirakan, 2011 akan berkembang menjadi Rp 6,5 triliun-Rp 7 triliun atau tumbuh 40%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar