JAKARTA – Relatif stabilnya tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan membuat saham-saham yang bergerak di sektor perbankan tetap menarik. Salah satunya yang diproyeksikan bakal menarik untuk dikoleksi adalah saham PT Bank Tabungan Negara Tbk. Keberhasilan saham berkode BBTN ini lolos dari level ressistance 23,6 persen retracement, dan diikuti menguatnya volume perdagangan dalam tiga hari terakhir, telah membuka peluang saham perseroan untuk melanjutkan penguatannya.
“Hal itu didukung oleh Indikator Tom Demark yang telah memunculkan sinyal beli. Namun investor patut memperhatikan tren naik Stochastic yang terlihat mulai melambat dan sudah memasuki area jenuh beli dan rawan tekanan jual.” Demikian riset harian PT Trimegah Securities, di Jakarta, Rabu (29/12). Selain itu, secara fundamental, Bank Tabungan Negara masih akan agresif dalam menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) serta melakukan sekuritisasi terhadap aset-aset KPR-nya.
“Tahun depan rencananya kita akan melepas Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) senilai 1 triliun rupiah,” ungkap Iqbal Latanro, Direktur Utama Bank Tabungan Negara, di Jakarta, Rabu (29/12). Hal itu tentu akan memberikan nilai tambah yang positif terhadap kinerja perusahaan secara umum, terutama dalam hal efisiensi operasional perusahaan.
Untuk itu, secara teknikal, pemodal masih direkomendasikan untuk melakukan beli pada posisi terendah pada level 23,6 persen retracement, di kisaran 1.660 - 1.670 sebagai support BBTN. Rabu (29/12), saham Bank Tabungan Negara ditutup melemah 10 poin ke level harga 1.670 rupiah per saham. Frekuensi transaksi tercatat 488 kali dengan volume perdagangan 9,08 juta lembar saham senilai 15,25 miliar rupiah.
ayi/E-8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar