Jumat, 31 Desember 2010

2010,IHSG Terbaik di Asia-Pasifik

JAKARTA(SINDO) – Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2010 resmi ditutup kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI kembali menjadi yang terbaik di Asia-Pasifik.


Pada perdagangan di hari terakhir, IHSG ditutup menguat tipis 4,295 poin (0,12%) ke level 3.703,512.Dengan demikian,sepanjang 2010 ini IHSG menguat hampir 1.200 poin. IHSG juga sempat mencapai level tertinggi di posisi 3.786,097 pada 9 Desember 2010. Titik terendah IHSG BEI terjadi pada 8 Februari 2010 yaitu di level 2.475,572,turun tajam hingga 43,404 poin. Hingga 29 Desember 2010,nilai kapitalisasi pasar saham mencapai Rp3.243,8 triliun, naik 60,63% dibandingkan akhir Desember 2009 yang tercatat Rp2019,4 triliun.Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam- LK) Fuad Rahmany mengatakan, IHSG terbaik di Asia-Pasifik berdasarkan data dari BEIdanBloomberg.

”Perubahan IHSG BEI hingga 29 Desember 2010 sebesar 45,96%, lebih tinggi dibandingkan indeks lainnya,”kata Fuad Rahmany di sela- sela penutupan perdagangan bursa di Gedung BEI, Jakarta, kemarin. Dia menyebutkan,Bangkok SET Index naik 40,85%, Korea KOSPI 37,56%, Hang Seng 5,02%, Nikkei 225 minus 1,91%,dan Shanghai Composite Index minus 16,04%. Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati saat menutup perdagangan, mewakili Menteri Keuangan Agus Martowardojo, mengaku bangga atas capaian yang diraih IHSG BEI selama 2010. Anny mengatakan, pemerintah memberikan apresiasi tertinggi atas kinerja IHSG yang mencatat hasil terbaik di kawasan ASEAN dan Asia-Pasifik. ”Semoga pada 2011 mendatang pasar modal Indonesia bisa lebih maju lagi,”harapnya.

Anny menjelaskan, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bisa mencapai 6% pada tahun ini adalah salah satu yang terbaik di Asia. Direktur Utama BEI Ito Warsito menambahkan,seiring penguatan IHSG,nilai kapitalisasi pasar saham BEI hingga 29 Desember mencapai Rp3.243 triliun, naik 60,63% dari akhir Desember 2009 sebesar Rp2.019 triliun.Rata-rata nilai transaksi harian saham tahun 2010 senilai Rp4,80 triliun, naik 18,74% dari tahun 2009 senilai Rp4,05 triliun. Sedangkan rata-rata frekuensi transaksi harian saham 2010 mencapai 105.878 kali atau meningkat 21,64% dari 2009 yang hanya sebesar 87.040 kali transaksi.Volume transaksi harian saham pada 2010 mencapai 5,44 miliar saham atau turun sebesar 10,67% dari 2009 yang tercatat 6,09 miliar saham.

Adapun transaksi obligasi konvensional, obligasi syariah, sukuk korporasi, dan Efek Beragun Aset (EBA) hingga 29 Desember 2010 tercatat sebesar Rp90,01 triliun,naik 132% dibanding Rp38,86 triliun pada 2009.Frekuensi transaksinya mencapai 15.017 kali, naik 51% dibanding 9.936 kali pada 2009. Sedangkan nilai transaksi naik 128% menjadi Rp365,9 miliar per hari. Sementara itu, analis dari PT Samuel Sekuritas Indonesia Adrianus Bias Prasuryo mengatakan,krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) justru menjadi berkah bagi bursa saham Indonesia. Hal itu seiring dengan pengalihan arus dana asing yang masuk ke beberapa negara emerging market termasuk Indonesia. Pada 2010 ini saham-saham dengan lini bisnis berorientasi domestik menjadi penggerak bursa Indonesia diwakili oleh empat sektor berkinerja terbaik.

Terdiri dari sektor konsumer, automotif, perbankan,dan semen.”Kami perkirakan masih akan berlanjut di 2011 mendatang.Ini seiring belum stabilnya pemulihan ekonomi di negara-negara Eropa dan Amerika,” kata Adrianus. Di sisi lain, pada 2011 BEI menargetkan 25 perusahaan baru yang mencatatkan diri di lantai bursa.”Pada tahun ini kami menargetkan 25 namun terealisasi hanya 23 emiten,”papar Ito Warsito. (hermansah) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar