Jakarta--Membaiknya kondisi ekonomi Indonesia pada saat ini dan tahun depan dapat memunculkan optimisme yang tinggi terhadap pertumbuhan perbankan pada 2011.
Pengamat perbankan yang juga Komisaris BRI, Aviliani mengatakan bahwa pertumbuhan perbankan pada 2011, dapat tumbuh 25 persen sampai 27%.
"Kalau sektor infrastruktur, pangan dan energi dapat dibiayai kredit oleh perbankan, maka pertumbuhan perbankan akan mencapai 25% sampai 27%", kata Avilani kepada Infobanknews.com, pada 20 Agustus 2010, di Jakarta.
Dia menambahkan, yang penting adalah sektor infrastruktur. Karena sektor infrastruktur banyak multiplayer efeknya. Lebih jauh Aviliani menambahkan, sebenarnya pertumbuhan perbankan sebesar 25% sampai 27% itu dapat tercapai tanpa pengucuran kredit sektor infrastruktur, melainkan ke sektor UMKM.
Hanya yang perlu diwaspadai adalah adanya caplok mencaplok nasabah UMKM dari satu bank ke bank lain. Biasanya bank yang mencaplok itu akan memberikan kredit lebih besar kepada nasabah UMKM yang baru dicaploknya.
Saat diberikan tambahan kredit tersebut ternyata nasabah UMKM tidak dapat melakukan ekspansi usaha, sehingga terjadi kredit macet di sektor UMKM.
"Saat ini NPL kredit banyaknya di UMKM. Karena bank memaksa pengusaha UMKM untuk meminjam kredit. Padahal kemampuan membayarnya rendah," ujarnya.
Bahayanya lagi, lanjutnya, uang yang dipinjam nasabah UMKM tersebut digunakan untuk kebutuhan konsumsi. Karena belum ada ekspansi di usaha pengusaha menengah dan kecil. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar