JAKARTA. Perubahan iklim yang ekstrem membuat negara-negara pun was-was dan mencoba untuk lebih berhati-hati dengan cadangan pangannya. Banyak negara lebih mengutamakan pasokan pangan domestik sehingga menutup keran ekspor
Sebut saja negara-negara pengekspor pangan seperti Vietnam, China, dan Filipina, mulai menutup keran ekspornya. Mereka bahkan mengimpor beras untuk menguatkan cadangan dalam negeri. "Ada kecenderungan negara-negara dengan terjadinya perubahan iklim ekstrem itu untuk meningkatkan stok domestiknya," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa usai sidang kabinet paripurna di kantor Kepresidenan, Senin (23/8).
Akibat perubahan iklim ini juga pemerintah Indonesia menurut Hatta mulai menyiapkan contingency plan, walau dalam perhitungan awal diperkirakan beras akan surplus sebanyak 5,6 juta ton.
Menurut Hatta, dalam APBNP tahun 2010 telah disiapkan dana contingency plan untuk pangan sebesar Rp 2 triliun. Rinciannya, sebesar Rp 1 triliun untuk anggaran cadangan beras dan sisanya untuk stabilisasi harga pangan.
Dana tersebut bisa dipakai untuk menyediakan alat pengering gabah lantaran setelah dipanen tidak bisa dikeringkan lantaran perubahan iklim. "Kalau dulu sejak dipanen sampai ke pasar paling lama 3 minggu, sekarang akan lebih lama karena penjemurannya terganggu," terang Hatta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar