Jumat, 27 Agustus 2010

IPO BUMN Perkebunan Digelar Tahun Depan

JAKARTA (SINDO) – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar menyatakan,penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) BUMN perkebunan kemungkinan bisa digelar pada tahun 2011.

Realisasi BUMN perkebunan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menunggu rampungnya proses pembentukan induk usaha (holding) BUMN perkebunan.“Proses holding berjalan terus. Jadwalnya sudah ada,”katanya di Jakarta kemarin. Dia menjelaskan, holding BUMN perkebunan dinilai penting sebelum melangkah menuju IPO. Pasalnya, dengan holding BUMN perkebunan, kinerja perusahaan perkebunan pelat merah yang berada dalam satu induk usaha tersebut bisa lebih baik.Dengan demikian, mampu bersaing dengan perusahaan swasta maupun perusahaan luar negeri sejenis.Adapun, jumlah BUMN perkebunan yang akan di-holding sebanyak 15 BUMN, yakni PT Perkebunan Nusantara I-XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

Untuk membentuk holding tersebut, lanjut Mustafa,akan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, menggabungkan seluruh perusahaan itu menjadi holding BUMN perkebunan.“Tahap kedua, akan kita bagi by comodity sehingga lebih fokus. Jadi, nanti ada PTPN sawit, PTPN gula, dan seterusnya,” ujarnya. Karena saat ini sudah dalam proses holding, maka realisasi holding tersebut hanya menunggu proses administrasi dan prosedur hukum berupa rampungnya revisi peraturan pemerintah (PP) terkait perubahan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) 15 BUMN tersebut.Mustafa berharap, tahun ini sudah ada kemajuan yang signifikan terkait holding BUMN perkebunan, meski belum seutuhnya rampung.

“Walau belum tentu selesai,tapi saya harap ada progres signifikan untuk pembentukan holding BUMN perkebunan. Saya lihat kalau holdingini sudah final,”ujarnya. Mustafa menegaskan, setelah holdingtahap pertama selesai pada akhir tahun ini atau awal 2011,maka perusahaan perkebunan pelat merah yang tergabung dalam holding tersebut bisa melepas sahamnya ke publik melalui IPO.“Saya belum tahu,2010 atau awal 2011 (holding tahap I) selesai. Mungkin awal 2012, kita masuk by comodity. Namun,mungkin tidak perlu menunggu by comodity,kita sudah bisa go public, yang penting sudah holding,”tuturnya.

Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Airlangga Hartato mendukung PTPN untuk melakukan IPO. “Perusahaan pelat merah yang perlu didorong untuk segera melakukan IPO, yakni BUMN sektor perkebunan,”katanya. Menurut dia, dari sejumlah sektor BUMN,BUMN sektor perkebunan memiliki potensi besar untuk direspons positif oleh pasar. Pasalnya, sektor perkebunan paling banyak diminati publik sehingga memiliki pasar yang besar jika IPO. (jerna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar