JAKARTA: Tambahan stimulus sejumlah bank sentral menyebabkan bunga di negara maju akan terus berada di level rendah
Menurut Mission Chief IMF untuk Indonesia Thomas R. Rumbaugh, efek yang patut diperhatikan dari tambahan stimulus moneter di negara maju, khususnya AS, adalah outlook aliran modal ke Indonesia.
Pelambatan ekonomi dan berlanjutnya stimulus moneter menyebabkan suku bunga negara maju terus berada di level rendah dan bahkan dapat lebih rendah.
Akibatnya, Indonesia akan terus menjadi destinasi yang menarik bagi arus modal karena suku bunga yang lebih tinggi pada surat utang negara (SUN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
“Dalam jangka pendek, capital inflows ke Indonesia akan makin meningkat. Ini akan menjadi tantangan bagi Bank Indonesia. Mereka harus mengelola dampak likuditas terhadap pasar domestik agar lonjakan inflasi bisa dicegah,” tegasnya kepada Bisnis, pekan ini
Rumbaugh menyarankan sejumlah kebijakan yang dapat diambil BI, yaitu kombinasi penguatan kurs rupiah lebih jauh dan peningkatan cadangan devisa. Cadangan devisa yang lebih besar dapat meningkatkan likuiditas domestik dan ini perlu disterilkan melalui penjualan SBI oleh bank sentral.
Dari Tokyo, sumber surat kabar Nikkei mengungkapkan bank sentral Jepang (Bank of Japan) akan melakukan pertemuan darurat pada pekan ini untuk mempertimbangkan tambahan pelonggaran kebijakan moneter. Dalam proposal paket stimulus yang dikirim partai penguasa pemerintah Partai Demokrat Jepang (DPJ) kepada Perdana Menteri Naoto Kan akhir pekan lalu, bank sentral diminta segera bertindak lebih jauh karena ekonomi tengah berada dalam ancaman penguatan yen dan deflasi.
Pada Juli, harga-harga umum kecuali makanan segar menurun 1,1% (year-on-year), penurunan bulanan ke-17 berturut-turut. Tekanan kepada bank sentral makin memuncak sejak mereka mempertahankan suku bunga sebesar 0,1% dan tidak mengeluarkan kebijakan pendorong ekspansi kredit.
Yen telah menguat 10% terhadap dolar AS pada tahun ini dan diperdagangkan di level 84,35 pada jam 9:34 di Tokyo pada Sabtu. Nikkei 225 Stock Average merosot 0,9%, hampir mendekati rekor terendah dalam 16 bulan. Pertumbuhan ekspor Negeri Sakura ikut melemah untuk bulan kelima pada Juli. Ekspor tumbuh 23,5% pada Juli dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu (year-on-year) menjadi 5,98 triliun yen. Pertumbuhannya lebih rendah dari Juni yang mencapai 27,7%.
Deputi Gubernur Bank Sentral Inggris (Bank of England) Charles Bean menegaskan tambahan stimulus moneter diperlukan untuk menjaga pemulihan ekonomi karena kondisi paska resesi 2008 masih mengganggu pemulihan ekonomi. “Proses deleveraging belum selesai. Pemulihan masih rentan. Kebijakan lebih jauh diperlukan untuk menjaga keberhasilan pemulihan. Tapi, periode normal pasti akan tiba pada waktunya,” katanya.
Bersamaan dengan sinyal penambahan stimulus moneter untuk menjaga pemulihan, Pemerintah AS justru akan memperketat kebijakan perdagangan. Departemen Perdagangan AS mengungkapkan rencana penegakan hukum bagi sejumlah negara yang memberikan subsidi kepada eksportirnya yang menjual barang murah ke AS, seperti China dan Vietnam. Sebanyak 14 proposal telah disiapkan. Isinya adalah kebijakan menghentikan praktek impor ilegal dan mensyaratkan semua eksportir dan importir untuk membayar bea masuk secara penuh. Proposal akan diadopsi menjelang akhir tahun ini.
Peraih nobel bidang ekonomi Joseph Stiglitz sebelumnya mengingatkan ekonomi Eropa tengah berada dalam risiko untuk kembali ke jurang resesi akibat kebijakan pemerintah memangkas belanja untuk mengurangi defisit anggaran.(mmh)
Menurut Mission Chief IMF untuk Indonesia Thomas R. Rumbaugh, efek yang patut diperhatikan dari tambahan stimulus moneter di negara maju, khususnya AS, adalah outlook aliran modal ke Indonesia.
Pelambatan ekonomi dan berlanjutnya stimulus moneter menyebabkan suku bunga negara maju terus berada di level rendah dan bahkan dapat lebih rendah.
Akibatnya, Indonesia akan terus menjadi destinasi yang menarik bagi arus modal karena suku bunga yang lebih tinggi pada surat utang negara (SUN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
“Dalam jangka pendek, capital inflows ke Indonesia akan makin meningkat. Ini akan menjadi tantangan bagi Bank Indonesia. Mereka harus mengelola dampak likuditas terhadap pasar domestik agar lonjakan inflasi bisa dicegah,” tegasnya kepada Bisnis, pekan ini
Rumbaugh menyarankan sejumlah kebijakan yang dapat diambil BI, yaitu kombinasi penguatan kurs rupiah lebih jauh dan peningkatan cadangan devisa. Cadangan devisa yang lebih besar dapat meningkatkan likuiditas domestik dan ini perlu disterilkan melalui penjualan SBI oleh bank sentral.
Dari Tokyo, sumber surat kabar Nikkei mengungkapkan bank sentral Jepang (Bank of Japan) akan melakukan pertemuan darurat pada pekan ini untuk mempertimbangkan tambahan pelonggaran kebijakan moneter. Dalam proposal paket stimulus yang dikirim partai penguasa pemerintah Partai Demokrat Jepang (DPJ) kepada Perdana Menteri Naoto Kan akhir pekan lalu, bank sentral diminta segera bertindak lebih jauh karena ekonomi tengah berada dalam ancaman penguatan yen dan deflasi.
Pada Juli, harga-harga umum kecuali makanan segar menurun 1,1% (year-on-year), penurunan bulanan ke-17 berturut-turut. Tekanan kepada bank sentral makin memuncak sejak mereka mempertahankan suku bunga sebesar 0,1% dan tidak mengeluarkan kebijakan pendorong ekspansi kredit.
Yen telah menguat 10% terhadap dolar AS pada tahun ini dan diperdagangkan di level 84,35 pada jam 9:34 di Tokyo pada Sabtu. Nikkei 225 Stock Average merosot 0,9%, hampir mendekati rekor terendah dalam 16 bulan. Pertumbuhan ekspor Negeri Sakura ikut melemah untuk bulan kelima pada Juli. Ekspor tumbuh 23,5% pada Juli dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu (year-on-year) menjadi 5,98 triliun yen. Pertumbuhannya lebih rendah dari Juni yang mencapai 27,7%.
Deputi Gubernur Bank Sentral Inggris (Bank of England) Charles Bean menegaskan tambahan stimulus moneter diperlukan untuk menjaga pemulihan ekonomi karena kondisi paska resesi 2008 masih mengganggu pemulihan ekonomi. “Proses deleveraging belum selesai. Pemulihan masih rentan. Kebijakan lebih jauh diperlukan untuk menjaga keberhasilan pemulihan. Tapi, periode normal pasti akan tiba pada waktunya,” katanya.
Bersamaan dengan sinyal penambahan stimulus moneter untuk menjaga pemulihan, Pemerintah AS justru akan memperketat kebijakan perdagangan. Departemen Perdagangan AS mengungkapkan rencana penegakan hukum bagi sejumlah negara yang memberikan subsidi kepada eksportirnya yang menjual barang murah ke AS, seperti China dan Vietnam. Sebanyak 14 proposal telah disiapkan. Isinya adalah kebijakan menghentikan praktek impor ilegal dan mensyaratkan semua eksportir dan importir untuk membayar bea masuk secara penuh. Proposal akan diadopsi menjelang akhir tahun ini.
Peraih nobel bidang ekonomi Joseph Stiglitz sebelumnya mengingatkan ekonomi Eropa tengah berada dalam risiko untuk kembali ke jurang resesi akibat kebijakan pemerintah memangkas belanja untuk mengurangi defisit anggaran.(mmh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar