Presiden Direktur PT Bakrie Toll Road Harya Mitra Hidayat mengemukakan minimnya minat swasta menggarap proyek PPP karena penyusunan dokumen tender oleh kementerian teknis selama ini masih lemah.
“Banyak asumsi-asumsi dan perhitungan yang meleset. Akibatnya kelayakan investasi jadi turun. Ini yang harus dibenahi oleh BKPM, bisa memperbaiki dokumen tender dengan memasukan berbagai asumsi yang bersifat jangka panjang dan menjamin kepastian investasi,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, hari ini.
Kondisi ini ini terlihat dari proyek jalan tol Trans-Jawa yang ditender pada periode 2005-2007. Kelemahan dokumen tender jalan tol itu terlihat setelah beberapa ruas tol beroperasi. Volume lalu lintas beberapa ruas jalan tol meleset dari perkiraan awal yang tercantum dalam dokumen tender. Akibatnya kelayakan investasi proyek menurun.
Harya mengatakan dalam dokumen tender Trans-Jawa, pemerintah mengasumsikan bahwa proyek seluruh tol trans-Jawa bisa terbangun bersamaan.
Kenyataannya, proyek tol hanya terbangun beberapa ruas saja sehingga tidak terkoneksi satu sama lain dan volume lalu lintas tidak sesuai target. “Kondisi ini bisa saja terjadi pada proyek infrastruktur lainnya, seperti pelabuhan, listrik, atau sarana transportasi lain,” jelasnya.
Dia mengemukakan jika BKPM mampu meningkatkan kelayakan proyek PPP, investor dalam negeri maupun luar negeri akan banyak berdatangan. Menurut dia, selama ini investor memilih menunggu karena pemerintah masih sibuk memperbaiki sejumlah regulasi terkait masalah ini. “Kalau barangnya sudah bagus, BKPM tidak perlu ke luar negeri untuk memasarkan proyek ini. Investor dari luar akan berdatangan ke sini. Sebaliknya, kalau barangnya busuk, siapapun tidak mau,” tambah dia.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Infrastruktur Lukman Purnomosidi mengemukakan investor sedang menunggu aksi lebih lanjut yang dilakukan oleh Kepala BKPM Gita Wirjawan dalam memperbaiki dokumen tender. Pengalaman Gita sebelumnya yang banyak berkecimpung di sektor swasta dan perusahaan investasi diharapkan dapat membantu menyeleksi proyek-proyek lebih layak di mata inevstor. Dia menyatakan minimnya pembangunan infrastruktur selama ini banyak dikeluhkan investor dalam negeri maupun asing yang mau berinvestasi di Indonesia.(mmh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar