http://investasi.kontan.co.id/news/antm-jajaki-utang-us-13-miliar/2012/04/27
JAKARTA.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjajaki pinjaman baru senilai US$ 1,3
miliar ke sejumlah perbankan ekspor. Utang tersebut akan dipakai untuk
menyokong proyek Smelter Grade Alumina (SGA) di wilayah Kalimantan
Barat.
JAKARTA.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjajaki pinjaman baru senilai US$ 1,3
miliar ke sejumlah perbankan ekspor. Utang tersebut akan dipakai untuk
menyokong proyek Smelter Grade Alumina (SGA) di wilayah Kalimantan
Barat.
Manajemen ANTM telah bernegosiasi dengan
beberapa lembaga keuangan asing. "Kami sudah bertemu JBIC (Japan Bank
for International Cooperation). Kami juga akan mengunjungi ECA (Export
Credit Agency) di Eropa dan Asia bagian utara," ujar Djaja Tambunan,
Direktur Keuangan ANTM, Kamis (26/4).
ANTM masih sendirian menggarap proyek senilai
US$ 1 miliar itu, setelah calon mitra asal China, Hangzhou Jinjiang Group Co Ltd (HJG), mengundurkan diri.
US$ 1 miliar itu, setelah calon mitra asal China, Hangzhou Jinjiang Group Co Ltd (HJG), mengundurkan diri.
Untuk mendanai proyek SGA, kata Djaja, porsi
ekuitas dan utang masing-masing 35% dan 65% dari nilai total proyek. Ini
berarti perseroan membutuhkan dana US$ 780 juta atau Rp 7 triliun. ANTM
masih mendekati beberapa calon investor untuk bermitra di proyek yang
bakal dimulai pada tahun depan ini.
Untuk tahun ini, perseroan fokus ke pembangunan
pabrik feronikel di Halmahera Timur (FeNi Haltim) senilai US$ 1,6
miliar. Di proyek ini, ANTM juga akan membangun pembangkit listrik.
Jadi, komposisi pendanaannya, US$ 1 miliar untuk pabrik dan US$ 600 juta
untuk menyokong proyek pembangkit listrik.
Manajemen ANTM siap menggandeng PT Perusahaan
Listrik Negara di proyek pembangkit listrik. Perseroan berniat membangun
pembangkit listrik tenanga uap (PLTU) berkapasitas 3x30 mega watt (MW)
dan pembangkit listrik tenaga disel (PLTD) berkapasitas 10x17 MW.
Di pembangunan pabrik feronikel FeNi Haltim, ANTM akan menarik pendanaan dari sejumlah lembaga keuangan. Handaru Bimo Amoro, Investor Relations
ANTM, menyatakan, perseroan juga mencari pinjaman senilai US$ 650 juta
ke sejumlah lembaga kredit ekspor (ECA). "Saat ini kami fokus memenuhi
dana US$ 1 miliar, itu tanpa PLN," kata dia. Porsi kas dan utang
masing-masing 35% dan 65% dari nilai proyek itu. Proyek FeNi Haltim
ditargetkan bisa terlaksana tahun ini.
Manajemen ANTM memprediksi pendapatan di sepanjang kuartal pertama tahun ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut Djaya, pendapatan kemungkinan menyusut
seirama dengan penurunan produksi akibat renovasi, perbaikan, dan
modernisasi pabrik Feronikel (FeNi II) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
"Selain itu harga feronikel dan emas di kuartal pertama lebih rendah
dibandingkan tahun lalu," kata Djaya.
Untuk menekan penurunan kinerja, ANTM menempuh
beberapa strategi, seperti meningkatkan ekspor biji nikel dan efisiensi.
"Walaupun bisa berpengaruh ke pendapatan, tapi untuk laba bersih akan
sama seperti tahun lalu karena ada efisiensi," ujar Djaya.
ANTM berharap tahun ini memproduksi 18.000 ton
nikel dalam feronikel, turun 8% dari tahun lalu. Harga ANTM, Kamis
(26/4) tidak berubah dari Rp 1.730 per saham.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar