Selasa, 31 Januari 2012

ICBC Indonesia Targetkan Pertumbuhan Kredit 22%-24%

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/21552/ICBC-Indonesia-Targetkan-Pertumbuhan-Kredit-22-24

JAKARTA (IFT) PT Bank ICBC Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit sepanjang 2012 mencapai 22%-24% seiring dengan pertumbuhan kredit industri perbankan, menurut pejabat bank. Perseroan akan memasuki semua lini bisnis kredit untuk mencapai target tersebut.


Rolyta Manullang, Direktur Bank ICBC Indonesia, mengatakan tahun ini perseroan akan masuk ke lini bisnis kredit korporasi, kredit komersial dan kredit ritel atau kredit konsumsi. Fokus bisnis ini berbeda dengan tahun 2011 di mana perseroan hanya fokus pada dua lini bisnis saja, yaitu kredit korporasi dan komersial. “Untuk kredit ritel kami sedang dalam proses penjajakan karena kami bank baru,” jelasnya.

Pada 2011, porsi pembiayaan ICBC Indonesia untuk kredit komersial dan korporasi masing-masing 50%. Berdasarkan data Bank Indonesia, sampai November 2011 outstanding kredit Bank ICBC Indonesia mencapai Rp 10,33 triliun, tumbuh 63% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 6,33 triliun. Realisasi kredit tersebut sudah melampaui target perseroan sepanjang 2011.

Bank ICBC Indonesia sebelumnya bernama PT Bank Halim Indonesia. Pada 2007, Industrial and Commercial Bank of China Limited (ICBC) mengakuisisi bank tersebut kemudian mengganti nama perusahaan menjadi PT Bank ICBC Indonesia.

Untuk lini bisnis kredit korporasi, perseroan akan lebih banyak melakukan pembiayaan infrastruktur baik melakukan pembiayaan sendiri maupun pembiayaan sindikasi. Rolyta menjelaskan, saat ini perseroan sedang mengincar posisi sebagai pemimpin sindikasi kredit untuk sebuah proyek infrastruktur. Namun, dia belum mau mengungkapkan secara detail mengenai proyek tersebut.

Selain itu, perseroan juga akan menjembatani perdagangan antara Indonesia dengan China. “Kami membantu debitor-debitor lokal yang membutuhkan barang atau mesin dari China,” jelasnya. Salah satu yang akan menjadi andalan ICBC Indonesia adalah transaksi nasabah yang menggunakan renmimbi. “Potensinya cukup besar, secara global mata uang China terus menguat," tambahnya.

Selain itu, saat ini belum banyak bank-bank di Indonesia yang aktif memberikan layanan perbankan dalam mata uang renmimbi. Perseroan berencana untuk menjalin kerja sama dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) untuk meningkatkan pembiayaan perdagangan dalam renminbi.

Permodalan Cukup

PT QNB Bank Kesawan Tbk (BKSW), bank yang 69,59% sahamnya dimiliki oleh Qatar National Bank (QNB), menargetkan outstanding kreditnya menjadi Rp 6 triliun pada 2012, meningkat 207,69% dibanding posisi akhir 2011 yang sebesar Rp 1,95 triliun.

Madi Darmadi Lazuardi, Direktur Utama Bank Kesawan, mengatakan permodalan perseroan yang kuat akan mendukung penyaluran kredit. Rasio kecukupan modal perseroan diperkirakan akan turun menjadi 16% pada akhir 2012 dari 46,2% pada akhir 2011 dengan target pertumbuhan kredit yang tinggi tersebut. “Tapi, setelah itu pemegang saham akan suntik modal lagi,” jelas Madi.

Bank Kesawan pada 2011 mencatatkan pertumbuhan kredit 17% menjadi Rp 1,95 triliun dari Rp 1,7 triliun pada 2010. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) perseroan secara gross mengalami perbaikan menjadi 1,56% pada 2011 dari 2,08% pada 2010. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar