http://www.bisnis.com/articles/hatta-silpa-digunakan-untuk-danai-infrastruktur
 JAKARTA: Penggunaan dana sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) untuk 
pendanaan infrastruktur dapat memperkecil gap kebutuhan investasi 
pemerintah dalam MP3EI yang pada periode 2013-2014 diproyeksikan 
mencapai Rp306,2 triliun.
 JAKARTA: Penggunaan dana sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) untuk 
pendanaan infrastruktur dapat memperkecil gap kebutuhan investasi 
pemerintah dalam MP3EI yang pada periode 2013-2014 diproyeksikan 
mencapai Rp306,2 triliun.
 Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan pada 
2012 pemerintah mengalokasikan dana infrastruktur di luar belanja modal 
sebesar Rp36,7 triliun.
 Dengan demikian, hingga 2014 masih dibutuhkan dana infrastruktur 
sebesar Rp306,2 triliun dari total kebutuhan pendanaan pemerintah untuk 
proyek infrastruktur Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan 
Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2014 yang diestimasi mencapai Rp363,5 
triliun.
 Pasalnya, pada 2011 dana khusus infrastruktur hanya dialokasikan sebesar Rp20,6 triliun.
 “Itu [kebutuhan pendanaan infrastruktur hingga 2014] akan ditutup dari 
BUMN dan penggunaan SAL untuk infrastruktur," ujar Hatta seusai rapat 
koordinasi terkait infrastruktur dan energi, Selasa 3 Januari.
 Pada kesempatan ini, Hatta kembali menegaskan amanat Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono untuk mengalokasikan sebagian dari Silpa 2011 yang 
diperkirakan mencapai Rp40 triliun untuk infrastruktur.
 Luki Eko Wuryanto, Deputi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
 Kementerian Koordinasi bidang Perekonomian, menilai apabila sebagian 
dana Silpa yang dikumulasikan menjadi saldo anggaran lebih (SAL) 
digunakan untuk infrastruktur, maka akan menambah sumber pendanaan 
pemerintah untuk membiayai proyek infrastruktur hingga 2014 yang masih 
membutuhkan pendanaan sebesar Rp306,2 triliun.
 Selain tambahan dari SAL, tahun ini pemerintah juga menganggarkan dana 
infrastruktur tambahan sebesar Rp1 triliun untuk membangun transportasi 
kapal dan dermaga di perairan laut untuk wilayah Papua, Maluku dan 
Maluku Utara, serta Nusa Tenggara Timur.
 Hal itu dijadikan prioritas untuk memperlancar komunikasi dan 
konektivitas antarpulau, antarprovinsi, dan antarkabupaten di kawasan 
Timur Indonesia.
 "Kemungkinan kita akan sediakan dana Rp1 triliun untuk konektivitas, 
jadi kalau satu kapal itu sekitar Rp15 miliar-20 miliar, ya tinggal 
dikalikan," ujarnya. (ea)
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar