Rabu, 11 Januari 2012

Bunga global bond Indonesia terlalu tinggi

http://nasional.kontan.co.id/news/Bunga-global-bond-Indonesia-terlalu-tinggi/2012/01/11
JAKARTA. Indonesia harus membayar mahal untuk mendapat utang dari pasar global. Pemerintah mesti membayar kupon 5,25% dan imbal hasil (yield) 5,375% untuk obligasi global bertenor 30 tahun senilai US$ 1,75 miliar.

Harga yang harus kita bayar jelas lebih tinggi ketimbang Filipina, Brasil dan Meksiko. Mereka yang sama-sama menjajakan obligasi global di awal tahun ini.
Kondisi ini bisa membuat beban bujet untuk membayar bunga utang makin berat. Tahun ini bujet membayar bunga utang Rp 123 triliun.
Di mata investor, global bond yang dijuluki RI0142 memang lebih menarik ketimbang obligasi negara Filipina. Sebab, tingkat risiko Indonesia lebih rendah, dengan predikat investment grade dari Fitch Rating. Wajar jika dalam masa penawaran, permintaan mencapai US$ 3,6 miliar.
Bisa jadi, obligasi RI0142 harus memberi bunga lebih tinggi karena pasar agak jenuh dengan obligasi dari negara berkembang. Dua pekan ini, pasar obligasi global sudah menyerap dana US$ 4,25 miliar. Saat lelang global bond Brasil awal Januari 2012, permintaan investor mencapai US$ 3,5 miliar, permintaan ke obligasi Meksiko mencapai US$ 5 miliar, dan tawaran yang masuk ke obligasi Filipina mencapai US$ 7,7 miliar.
Anggota Badan Anggaran DPR, Hendrawan Supratikno, melihat, harga mahal yang diterima RI0142 lantaran Indonesia sering menawarkan bunga tinggi untuk menarik investor. Akibatnya, negara harus menanggung beban bunga yang besar. "Setiap perbedaan yield 1% bisa berimbas triliunan rupiah untuk membayar bunga," katanya.
Toh, Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, memberikan apresiasi terhadap tim yang dia anggap berhasil mencari pendanaan dari pasar global di saat ekonomi global sedang melambat. "Kami masih bisa mendapat pendanaan murah," kata Agus.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto tetap menyebut obligasi Indonesia lebih murah ketimbang Filipina, Brasil maupun Meksiko. Dari tingkat risiko likuiditas (liquidity risk premium), RI0142 lebih rendah 1,5 basis points (bps) dari global bond bertenor lebih pendek. Adapun Meksiko 30 bps, Brasil 9 bps dan Filipina 4 bps.
RI0142 juga lebih murah ketimbang global bond Italia bertenor 24 tahun. Akhir 2011 Italia menawarkan yield 8,10%, padahal mengantongi peringkat A+. "Jadi Indonesia jauh lebih bagus," ujar dia.
Doddy Arifianto, Ekonom Universitas Ma Chung melihat upaya pemerintah sudah optimal. "Meski membebani anggaran, ini bisa dipertanggungjawabkan, karena ekonomi sedang krisis," katanya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar