Rabu, 21 September 2011

Transaksi Hasanah Card BNI Syariah Melonjak

JAKARTA - Transaksi kartu pembiayaan (kredit) BNI Syariah, Hasanah Card, mengalami lonjakan drastis selama Agustus 2011. Anak usaha PT BNI tersebut mencatat kenaikan transaksi sebesar 35 persen dari bulan-bulan biasanya.

Menurut Direktur Bisnis BNI Syariah Bambang Widjanarko, total transaksi tumbuh menjadi Rp 54 miliar. “Pada bulan biasanya, transaksi hanya sekitar Rp 40 miliar,” ujarnya kepada Republika, Selasa (20/9).

Ia menyinyalir, bulan Ramadhan dan Lebaran menjadi penyebab peningkatan. Pasalnya, banyak nasabah yang melakukan transaksi karena didorong kebutuhan Lebaran yang semakin meningkat.

Ke depan, ia berujar, bakal terus meningkatkan jumlah pemegang kartu hingga 50 ribu. Saat ini, BNI Syariah memiliki 48 ribu pemegang kartu Hasanah Card. Kemitraan dengan sumber-sumber dan institusi baru bakal dilakukan. “Seperti institusi yang punya karyawan yang layak diberi Hasanah Card, ini kita tawarkan berbarengan dengan produk lainnya, seperti pembiayaan konsumer,” jelasnya.

BNI Syariah juga mengekspansi gerak Hasanah Card ke sektor produktif. Kartu pembiayaan ini, menurut Bambang, dapat digunakan untuk pembiayaan waralaba. “Jatuhnya pun lebih murah karena tidak bunga-berbunga,” katanya.

Ia menuturkan, prospek kartu pembiayaan amat besar. Pasar kartu pembiayaan yang besar, namun masih diisi sejumlah kecil pemain membuat BNI Syariah optimistis bisa maksimal menggarap pasar.

Meski demikian, ia menyadari, penggunaan kartu pembiayaan bisa menyebabkan pola konsumerisme tumbuh di kalangan nasabah. Karena itu, BNI Syariah menerapkan seleksi yang ketat pada para pengguna kartu.

Hasanah card menggunakan tiga akad, yakni kaffalah, qard, dan ijarah. Kafallah merupakan akad penjaminan dari pemberi pinjaman ke peminjam. Ijarah dapat diartikan sebagai akad perjanjian penyerahan hak penggunaan suatu barang atau jasa dengan tenggat tertentu.

Sedangkan qard adalah perjanjian pembiayaan dengan memungut fee dari si peminjam. Dari segi kuantitas transaksi, BNI Syariah mencatat, Jakarta masih mendominasi. Namun, pertumbuhan signifikan terjadi di Surabaya dan Bandung.  ed: firkah fansuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar