Sabtu, 24 September 2011

Pilihan reksadana saat pasar guncang

Pilihan reksadana saat pasar guncang
JAKARTA. Reksadana pasar uang menjadi instrumen yang terbilang aman di tengah volatilitas pasar saat ini. Pasalnya, risiko kerugian reksadana pasar uang dianggap lebih rendah ketimbang reksadana saham, campuran dan pendapatan tetap.

Analis Senior Infovesta Utama, Rudiyanto, menyarankan investor yang saat ini sudah menggenggam reksadana saham, campuran atau pendapatan tetap, sebaiknya menggeser portofolionya ke reksadana pasar uang. "Meskipun imbal hasilnya lebih rendah, reksadana pasar uang masih lebih aman dibandingkan reksadana lain," tutur dia.
Portofolio reksadana pasar uang ditempatkan pada efek pasar uang, seperti SBI, surat utang berjangka kurang dari satu tahun, deposito berjangka serta tabungan.
Direktur Bahana Investment Management, Edward P. Lubis, berpendapat reksadana pasar uang banyak diminati investor jangka pendek karena lebih aman.
Edward mengakui, dana kelolaan reksadana milik Bahana Investment Management menurun per Kamis (22/9) lalu. Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia saat itu rontok ke posisi 3.300. "Dana kelolaan kami kemarin hanya turun Rp 800 miliar dibandingkan posisi akhir Agustus yang hampir Rp 18 triliun. Artinya, NAB kami kemarin menjadi Rp 17 triliun," tutur dia.
Di Bahana, dana kelolaan reksadana pasar uang relatif stabil, yakni senilai Rp 30 miliar. "Porsi reksadana pasar uang kami memang masih kecil karena hanya punya satu produk," ujar Edward.
Reksadana pasar uang bukanlah instrumen favorit investor. Secara industri, nilai aktiva bersih (NAB) reksadana pasar uang memang sangat rendah ketimbang NAB reksadana saham atau reksadana pendapatan tetap.
Mengacu ke data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), nilai total NAB reksadana pasar uang per Kamis (22/9) lalu Rp 8,31 triliun. Angka itu hanya meningkat 2,72% daripada posisi per 22 Agustus lalu yang senilai Rp 8,09 triliun. Jika dibanding posisi setahun lalu, dana kelolaan reksadana pasar uang hanya tumbuh 6,47%.
Potensi saham
Direktur Mandiri Manajer Investasi (MMI) Andreas Muljadi Gunawidjaja, berpendapat investor bisa mengalihkan dana investasinya ke reksadana pasar uang. Namun, dia belum dapat memastikan peralihan investasi yang dilakukan investor MMI ketika pasar modal anjlok, Kamis lalu.
"Agak sulit melihat karena jika ada investor yang menarik dananya dari saham akibat crash kemarin, maka investor baru menerima dananya pada beberapa hari ke depan," ujar Andreas.
Namun demikian, investor yang berkarakter agresif sejatinya bisa menambah nilai investasinya di reksadana saham. Sebab, dari sisi harga sudah relatif murah dibandingkan posisi sebelumnya sehingga berpotensi mendatangkan untung.
"Fundamental ekonomi dan kondisi pasar modal Indonesia sebenarnya tidak ada masalah. Jadi investor tidak perlu khawatir. Atau investor bisa juga tidak melakukan apa-apa dan menunggu pasar rebound," papar Andreas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar