Sabtu, 24 September 2011

Harga emas turun, bisnis perhiasan bergairah

JAKARTA. Kalangan industri dan pengusaha emas bergembira melihat penurunan harga emas. Pada perdagangan Jumat (23/9), harga emas di Commodity Exchange Inc hanya US$ 1.719 per ons troi (oz), melorot dari harga tertinggi pada bulan Agustus lalu yang menembus US$ 1.900 per oz.

Pengusaha emas optimis, penurunan harga itu akan memacu masyarakat untuk kembali membeli logam mulia, baik untuk perhiasan maupun investasi.
Leo Hadi Loe, Ketua Asosiasi Produsen Perhiasan Indonesia (APPI), saat harga terus melambung, penjualan emas lesu. Menurutnya, saat ini ada sekitar 10.000 toko emas. Satu bulan yang lalu, total penjualan toko emas hanya sekitar sembilan ton. "Rata-rata per toko hanya menjual sekitar 30 gram per bulan atau sekitar 1 gram per hari," kata Leo, Jumat (23/9).
Normalnya, penjualan toko emas lebih besar dari jumlah itu. Bahkan, toko emas di kota-kota besar bisa menjual emas sekitar 50 - 100 gram per bulan. "Saat harga turun ini, pasti penjualan bisa normal kembali, menjual hingga satu kilogram," papar Leo.
Iskandar Husin, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (Apepi) DKI Jakarta, bilang, penurunan harga emas merupakan momentum untuk mengoleksinya. Soalnya, penurunan harga emas dunia juga langsung berimbas ke harga emas perhiasan di toko-toko. "Apalagi, bila rupiah semakin menguat, penjualan emas bisa terus meningkat," kata Iskandar.
Apalagi, penurunan harga emas termasuk kesempatan yang langka. "Memang masih ada potensi penurunan, tapi tidak akan di bawah US$ 1.500 per oz," jelas Iskandar.
Namun, ada juga potensi kenaikan harga, tapi tidak bisa melebihi US$ 2.000. Nah, menurut Iskandar, hal itu menjadi pendorong masyarakat untuk membeli emas. "Apalagi, stigma di masyarakat, harga emas selalu naik sepanjang tahun, sangat bagus untuk berinvestasi," kata Iskandar.
Belanja bahan baku
Bagi industri perhiasan, penurunan harga juga semakin menguntungkan. Dengan demikian, saat ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk berbelanja bahan baku. "Pengusaha dan industri akan membeli bahan baku saat harga murah, daripada nanti naik harga lagi," ucap Iskandar.
Johny Salmon, Direktur Pengelola PT Sumber Cipta Kreasi Logam, mengatakan, penurunan harga merupakan kesempatan untuk menyetok emas. Dengan demikian, perusahaan produsen dan sekaligus eksportir perhiasan tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya produksi yang lebih murah. "Kami tidak menunggu-nunggu lagi. Ini saatnya menyetok emas untuk bahan baku produksi," kata Johny.
Sayangnya, Johny enggan menjelaskan besarnya kebutuhan bahan baku emas setiap bulan. Yang pasti, perusahaannya bisa mengekspor 40.000 - 50.000 potong perhiasan emas dan perak per tahun. Dari jumlah itu, yang murni emas hanya 4%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar