Rabu, 21 September 2011

Manajemen krisis tingkat nasional mendesak dibutuhkan

JAKARTA: Pemerintah seharusnya memiliki protokol manajemen krisis tingkat nasional sebagai instrumen peringatan dini dan penanganan apabila terjadi krisis, kata seorang akademisi.
 
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Ina Primiana  mengatakan hal itu saat ditemui di kantor Kadin Indonesia, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, hari ini. "Itu sebenarnya untuk early warning system. Mestinya pemerintah memang harus punya, untuk menampung  skenario-skenario dalam menghadapi krisis," ujar Ina. 
 
Ina menambahkan keberadaan protokol manajemen krisis nasional akan membuat pemerintah tidak kaget lagi saat menghadapi krisis sehingga penanggulangannya menjadi lebih sistematis. "Ketika ada faktor eksternal yang berdampak negatif pada perekonomian, kita bisa antisipasi dari jauh-jauh hari. Nah, itu seharusnya dimiliki," katanya.
 
Menurut Ina, pemerintah dapat berpedoman pada pengalaman Indonesia saat menghadapi krisis, misalnya krisis 1997-1998 dan 2008-2009, untuk menyusun protokol manajemen krisis nasional. "Akan tetapi apakah yang 2012 ini akan sama dengan 2008 atau tidak, perlu terus dikaji dengan data yang akurat sehingga antisipasi dan penanganan krisis tidak salah sasaran," ujar Ina.
 
Sebelumnya, Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjito memaparkan soal absennya protokol manajemen krisis tingkat Nasional. "Protokol itu di Bank Indonesia sudah ada untuk operasi moneter, di menteri keuangan untuk pasar obligasi juga sudah ada, di LPS [Lembaga Penjamin Simpanan] juga ada. Yang belum ada, sistem yang integrated,” kata Perry. 
 
Protokol manajemen krisis nasional dianggap sebagai salah satu 'tameng' yang ampuh untuk mengantisipasi ancaman krisis ekonomi global yang berdampak pada perekonomian Indonesia. Pasalnya, protokol nasional dianggap mampu mempererat koordinasi antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, LPS dan lembaga keuangan/moneter lainnya untuk dapat menentukan kebijakan yang tepat dalam situasi krisis. (ln)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar