Jumat, 30 September 2011

Bursa Syariah Tahan Krisis

JAKARTA-Krisis ekonomi global sempat membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) tertekan 8,8 persen, beberapa waktu lalu. Pengaruh krisis global itu sempat mengempas indeks saham syariah Indonesia (ISSI).


Hanya saja, tekanan krisis ekonomi global terhadap ISSI relatif kecil. "IHGS sempat terpengaruh hingga 8,8 persen, Kamis (22/9). ISSI mengalami kemunduran yang sama, tapi ini wajar dan hanya tertekan kecil," ungkap Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Friderika Widyasari Dewi, di Jakarta, Rabu (28/9).

Pengaruh kecil tersebut tergambar dari sehatnya kondisi pasar modal syariah yang memiliki 221 saham dalam daftar efek syariah (DES). Volume perdagangan saham pada Agustus sebesar 63,2 juta saham atau 41,3 persen dari reguler. Volume perdagangan tersebut senilai Rp 54,4 triliun dengan frekuensi 1.626.

Volume perdagangan harian hingga memasuki pertengahan September terus meningkat.  Pada Agustus, volume perdagangan mencapai 46 persen, yang meningkat menjadi 49 persen untuk posisi 16 September lalu. Rata-rata volume perdagangan harian tersebut senilai Rp 3,2 triliun.

Kondisi pasar modal syariah yang tidak terpengaruh krisis tersebut juga dipengaruhi jenis saham dalam daftar DES dan aturan dalam pasar modal syariah. Pada krisis 2008, saham perbankan menjadi sektor yang paling terpuruk terkena imbas krisis global. Namun, sektor perbankan ini tidak masuk dalam DES.

Pasar modal syariah juga ada pengaturan dilarangnya short term trading dan adanya margin sehingga menghindarkan spekulasi. Selain itu, transaksi hanya diperbolehkan untuk saham yang telah terdaftar dalam DES. "Jadi betul kalau dibilang ISSI lebih kuat," tandasnya.

Dengan kondisi pasar modal syariah yang lebih sehat tersebut, banyak emiten yang berupaya masuk DES. Namun, saham yang masuk DES harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan melalui Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No 80/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. "Saham syariah ini menjadi potensi yang bagus meski krisis global," ungkapnya.

Krisis ekonomi global, kata Friderika, tidak berpengaruh hebat di Indonesia. Kondisi perekonomian Indonesia saat ini lebih stabil, yakni posisi utang 20 persen dan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5 persen. Sementara itu, laba emiten semester pertama 2011 meningkat 47 persen. "Volume pasar modal secara umum mencapai 5,3 miliar," ujarnya.

Ketua Pelaksana Harian DSN-MUI Ma'ruf Amin menambahkan, ketahanan pasar modal syariah terhadap krisis lantaran menghindari manipulasi. Dengan karakter yang kuat pada transaksi riil, pasar modal syariah lebih tahan terhadap pengaruh krisis dibandingkan pasar saham konvensional. Transaksi yang terjadi di pasar modal syariah itu riil, di dalamnya tidak ada spekulasi dan manipulasi. Karakternya lebih mampu bertahan dari pengaruh negatif krisis global.

Sementara itu, perusahaan sekuritas PT Indo Premier Securities optimistis perdagangan dalam pasar modal syariah akan melonjak meski di tengah krisis ekonomi global. Head of Brokerage PT Indo Premier Securities, Widiyanto Andiman, mengungkapkan performa perdagangan pasar saham syariah sampai saat ini masih stabil.

Widiyanto yakin, pasar modal syariah tidak akan terpengaruh krisis karena jauh dari spekulasi. "Di samping itu, kami juga siapkan perangkat portal khusus finansial yang menyajikan informasi lengkap bagi investor agar bisa mengambil kebijakan tepat," terangnya. c01 ed: firkah fansuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar