JAKARTA--MICOM: Meskipun harga minyak mentah dunia melambung di atas harga patokan APBN 2011, pemerintah bergeming untuk tidak menaikkan BBM bersubsidi.
“Ini lebih penting dari sekadar gejolak politik, kami berbicara mengenai yang betul-betul menjadi kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok masyarakat. Jadi bukan pertimbangan politik,” ujar juru bicara presiden Julian Aldrin Pasha, di Istana Negara Jakarta, Senin (4/7).
Opsi lain tengah dikaji pemerintah untuk itu, dan bukan dengan menaikkan harga BBM. Namun, opsi tersebut belum diputuskan Pemerintah.
Imbauan pemerintah hanya agar warga yang mampu tidak menggunakan BBM bersubsidi.
Menurut Julian, presiden sudah memberikan arahan supaya kebijakan pembatasan BBM bersubsidi diperhatikan dengan baik.
"Kementerian terkait perlu melakukan assessment penilaian dan evaluasi serta melaporkan kepada presiden. Kalau ada perkembangan akan disampaikan ke presiden," kata Julian.
Kementerian Keuangan sudah melakukan simulasi dampak penaikan harga minyak mentah dunia terhadap APBN 2011. Disebutkan, belanja negara akan meningkat hingga Rp1.327,6 triliun dari sebelum dalam APBN 2011 Rp1.229,6 triliun dalam APBN-P 2011 jika tidak ada penaikan BBM bersubsidi.
Namun, pemerintah juga tengah menyiapkan besaran belanja jika diterapkan penaikan harga BBM bersubsidi Rp1.000 per liter, sehingga belanja negara menjadi Rp1.316,8 triliun.
Seperti diketahui, pemerintah tidak menggunakan instrumen menaikkan harga BBM bersubsidi untuk mengurangi beban anggaran subsidi dalam Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN) 2011 akibat penaikan harga minyak mentah dunia.
Dalam APBN 2011 dipatok harga minyak mentah sebesar US$80 per barel, sedangkan harga di pasaran hingga akhir Juni rata-rata mencapai US$113,82 per barel. (Mad/OL-11)
“Ini lebih penting dari sekadar gejolak politik, kami berbicara mengenai yang betul-betul menjadi kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok masyarakat. Jadi bukan pertimbangan politik,” ujar juru bicara presiden Julian Aldrin Pasha, di Istana Negara Jakarta, Senin (4/7).
Opsi lain tengah dikaji pemerintah untuk itu, dan bukan dengan menaikkan harga BBM. Namun, opsi tersebut belum diputuskan Pemerintah.
Imbauan pemerintah hanya agar warga yang mampu tidak menggunakan BBM bersubsidi.
Menurut Julian, presiden sudah memberikan arahan supaya kebijakan pembatasan BBM bersubsidi diperhatikan dengan baik.
"Kementerian terkait perlu melakukan assessment penilaian dan evaluasi serta melaporkan kepada presiden. Kalau ada perkembangan akan disampaikan ke presiden," kata Julian.
Kementerian Keuangan sudah melakukan simulasi dampak penaikan harga minyak mentah dunia terhadap APBN 2011. Disebutkan, belanja negara akan meningkat hingga Rp1.327,6 triliun dari sebelum dalam APBN 2011 Rp1.229,6 triliun dalam APBN-P 2011 jika tidak ada penaikan BBM bersubsidi.
Namun, pemerintah juga tengah menyiapkan besaran belanja jika diterapkan penaikan harga BBM bersubsidi Rp1.000 per liter, sehingga belanja negara menjadi Rp1.316,8 triliun.
Seperti diketahui, pemerintah tidak menggunakan instrumen menaikkan harga BBM bersubsidi untuk mengurangi beban anggaran subsidi dalam Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN) 2011 akibat penaikan harga minyak mentah dunia.
Dalam APBN 2011 dipatok harga minyak mentah sebesar US$80 per barel, sedangkan harga di pasaran hingga akhir Juni rata-rata mencapai US$113,82 per barel. (Mad/OL-11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar