Selasa, 05 Juli 2011

Mimpi Nigeria Terancam

DAKKA - Ambisi Nigeria untuk menjadi pusat (hub) perbankan syariah di Afrika Barat terancam. Rencana Bank Sentral Nigeria atau Central Bank of Nigeria (CBN) untuk mengeluarkan izin pendirian bank syariah pertama terhalang penolakan kelompok agama.

Seperti dilansir harian lokal, Vanquard, kelompok Katolik yang dipimpin Uskup Anthony Kardinal Olubunki Okogie, melayangkan keberatan kepada pemerintah. Menurutnya, tindakan CBN bisa memicu ketegangan agama di Nigeria.

"Kami mengutuk langkah tersebut," ujarnya, Senin (4/7). Ia mengatakan, sebagai negara sekuler tak pantas langkah tersebut dilakukan pemerintah dan bank sentral. Dia menambahkan, daripada membuat perbankan syariah, CBN hendaknya fokus membenahi perbankan bermasalah di negara tersebut. Ia mensinyalir, perbankan syariah yang akan didirikan ditunggangi kelompok tertentu yang memiliki agenda jahat terhadap keamanan negara.

Sementara itu, menanggapi ini, Gubernur CBN, Mallam Sanusi Lamido Sanusi, meminta pihak yang kontra dengan pendirian bank syariah untuk mengajukan keberatannya melalui jalur hukum. Seperti dilansir situs berita Next Community, Mallam mengatakan, jika memang pengadilan membatalkan lisensi yang telah dikeluarkan pemerintah untuk pendirian bank syariah, pihaknya dengan sukarela akan mengikuti.

"Perbankan syariah sesuai dan memiliki akar dalam konstitusi negara ini," tegasnya. Mallam menuturkan, amendemen dari konstitusi menyebutkan salah satu tugas CBN adalah untuk mendorong pendirian bank tanpa bunga di negara tersebut.

Ia menilai sistem perbankan syariah sudah diperkenalkan dalam peraturan bank dan lembaga keuangan tahun 1991. "Jadi, ini sudah sesuai dengan hukum yang ada," jelas Mallam.

Menurut beberapa ahli, pemerintah dan CBN harus lebih gencar memperkenalkan konsep perbankan syariah pada masyarakat yang skeptis pada sistem ini. "Mereka harus diberi pemahaman kalau perbankan syariah bukan memiliki tujuan Islamisasi ekonomi, tapi lebih berniat pada penghapusan kemiskinan," ujar Konsultan Keuangan dalam negeri, Shaikh Muhammad Ziyaad.

Hal senada dikatakan Chief Executive Officer (CEO) Metropolitan Skills, Ummahani Amin. Ia menuturkan, banyak negara dengan minoritas Muslim memiliki perbankan syariah, misalnya Inggris.

Menurut Ummahani, ini menjelaskan perbankan syariah tidak terkait permasalahan agama. "Mereka tertarik membangun keuangan ini karena lebih pada sistemnya, yang menganut standar etika dan sangat transparan," jelasnya.

Sebelumnya, dalam 18 bulan ke depan, CBN berencana mengeluarkan izin untuk sejumlah perbankan yang mengajukan keinginan membuka layanan syariah di bank konvensionalnya. CBN juga menargetkan menerbitkan sukuk guna mengembangkan pasar uang syariah.

Populasi Muslim yang signifikan ditambah jumlah penduduk Nigeria yang besar menjadi salah satu faktor pendukung potensi keuangan Islam di negara itu. ed: firkah fansuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar