Sabtu, 01 Januari 2011

Pemerintah targetkan penerbitan obligasi senilai Rp 200,6 triliun di 2011

JAKARTA. Meskipun seringkali terjadi sisa anggaran pada akhir tahun, tetapi pemerintah tetap akan memenuhi target pembiayaan defisit. Pemerintah tetap melakukan lelang obligasi negara secara rutin.

Demikian dikemukakan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto di Jakarta, Kamis (30/12). “Setiap bulan kami akan tetap menerbitkan obligasi melalui lelang. Selain itu, kami juga tetap melakukan penerbitan insturmen tertentu melalui book building atau private placement,” katanya.

Pada 2011, lanjut Rahmat, penerbitan obligasi direncanakan sebesar Rp 200,6 triliun. “Kalau kondisi market masih bagus seperti saat ini, kami akan tetap akan berkonsentrasi untuk penerbitan di domestic market. ORI (Obligasi Ritel) akan terbit sekitar Februari dan Agustus,” katanya.

Selain pasar domestik, demikian Rahmat, pemerintah juga berencana menerbitkan obligasi berdenominasi valas sebagai komplementer. “Dua-duanya akan kami pertimbangkan. Namun jumlah dan kapan diterbitkannya, kami belum bisa memastikan,” katanya.

Mengenai sisa anggaran, tambah Rahmat, bukan merupakan kewenangan direktorat yang dipimpinnya. “Kami hanya menerbitkan saja, sesuai dengan target defisit dan refinancing. Bukan terkait penyerapan anggaran,” tegasnya.

Meskipun demikian, menurut Rahmat, seharusnya memang anggaran (termasuk yang dibiayai utang) terserap secara optimal. “Seharusnya memang semuanya terpakai sehingga realisasinya sesuai dengan target,” katanya.

Pemerintah, kata Rahmat, juga berupaya agar penyerapan anggaran semakin membaik dan utang bisa termanfaatkan dengan optimal. “Ke depan, penyerapan anggaran akan semakin berbasis kinerja. Koordinasi antara pengelolaan utang dan kas akan semakin membaik,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar