Kamis, 30 Desember 2010

SBY desak menteri ekonomi pertajam rencana pembangunan

BOGOR: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajaran kabinet di bidang ekonomi untuk mempertajam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) dan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) dengan melakukan perbandingan pada sejumlah negara pembanding yang dianggap sukses.

Kepala Negara menyebut beberapa negara pembanding, di antaranya China dan Korsel, Singapura, India, dan Malaysia yang dianggap berhasil mengembangkan RPJM dan RPJP-nya sehingga membawa perekonomiannya tumbuh dengan cepat.

Hal itu disampaikannya saat membuka retreat bidang ekonomi di Istana Bogor, hari ini.

Dalam kesempatan itu, Presiden didampingi Wapres Boediono dan diikuti antara lain oleh Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, Ketua UKP4 Kuntoro Mangkusubroto, Menko Kesra Agung Laksono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menhub Freddy Numberi, Memperin MS Hidayat,  Kepala BKPM Gita Wiryawan, Menkeu Agus Martowardojo, Kepala Bappenas Armida S. Alisyahbana, Mendag Mari Elka Pengestu, Seskab Dipo Alam, Menseneg Sudi Silalahi, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri ESDM Darwin Saleh, dan Gubernur DKI Fauzi Bowo.

Menurut Kepala Negara, kabinet bersama dengan pejabat terkait harus bisa mempertajam kedua pedoman aksi pembangunan itu untuk memastikan kinerja pemerintahan bisa menghasilkan sesuatu yang riil, terutama masa periodesasi kabinet Indonesia Bersatu II yang berakhir pada 2014.

Dalam hal ini, lanjutnya, keberhasilan sejumlah negara yang dijadikan pembanding bisa menjadi pertimbangan bagi penajaman untuk RPJM dan RPJP tersebut

"Untuk itu, pertemuan sehari ini diharapkan bisa menghasilkan sesuatu yang kongkrit bagi penajaman program pembangunan pemerintah," kata Kepala Negara. (msw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar