Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk, Rosady T. A. Montol, mengatakan rupiah kembali mengalami penguatan tipis setelah sempat melemah dalam beberapa waktu terakhir menyusul jatuhnya indeks kepercayaan konsumen AS.
“Jatuhnya indeks kepercayaan konsumen yang mendorong pengurangan keperkasaan dolar kepada rupiah sehingga kemarin rupiah ditutup menguat tipis. Hari ini rupiah diperkirakan masih menguat sampai dengan akhir tahun dan awal tahun depan meski tidak akan terlalu agresif,” katanya kepada Bisnis, hari ini.
BNI Treasury Research memperkirakan meski estimasi perdagangan masih tetap sepi, namun ada potensi penguatan IHSG didorong oleh naiknya harga saham emiten sumber daya alam di tengah koreksi yang cenderung melanda sebagian bursa regional.
Selain itu, musim badai salju di AS dan Eropa yang memperburuk lesunya aktivitas pelaku pasar menjelang akhir tahun di tengah imbas kenaikan suku bunga china, mensinyalkan kuatnya aset beresiko.
Penguatan aset beresiko tersebut sampai membebani dolar AS dan akhirnya ikut menopang pergerakan rupiah.
BNI Treasury Research juga memprediksi yen Jepang bergerak dengan kecenderungan rebound hingga menguat. Kondisi pasar saat ini yang minim akan rilis data ekonomi dan tekanan yang dialami oleh the greenback terhadap kumpulan mata uang dunia menjelang pekan libur tahun baru berpeluang menopang pergerakan yen.
Penguatan yen ditopang oleh sentimen terhadap US$ sebagai imbas kenaikan yield US treasury setelah aksi permintaan lelang senilai US35 miliar pada tenor 5 tahun. Apresiasi yen juga didorong oleh naiknya produksi industri tahunan yang menguatkan outlook ekonomi Jepang.
Kemarin, yen Jepang ditutup menguat pada level 82,46 per dolar AS dari posisi pembukaan perdagangan di level 82,78 per US$, setelah pada hari tersebut bergerak di kisaran 81,79- 82,84 per dolar AS.(mmh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar