DIREKTUR Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Irfan Setiaputra menyatakan, pada 2011 siap untuk melakukan pembicaraan terkait rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).
"Kalau IPO itu kan prinsipnya tentang kebutuhan dana dan isu transparansi. Harus ada pembicaraan lebih detail lagi. Makanya, tahun depan kami siap bicara soal IPO. Kami harus jelas," kata Irfan ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (27/12).
Dijelaskannya, untuk melakukan IPO harus mengetahui terlebih dahulu mengenai rencana strategis, serta ekspektasi dari IPO. "Dana untuk pengembangan usaha bisa didapat dari IPO, penjualan strategis atau pinjaman bank. Karena belum dibahas, bisa tahun depan atau bisa juga tahun 2012," ujar dia.
Belanja modal tahun ini sebesar Rp30 miliar yang digunakan untuk kebutuhan rutin perusahaan. Laba bersih INTI tahun 2009 sekitar Rp2,6 miliar hingga Rp2,9 miliar. "Untuk tahun 2010 ini, kami menargetkan laba bersih Rp3,5 miliar," katanya.
Adapun, untuk tahun 2011, menurut Irfan, pihaknya menargetkan laba bersih sebesar Rp19 miliar dari berbagai aktivitas perusahaan. Misalnya, rencana kerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) yang dilakukan pada awal 2011. Kerja sama itu dalam hal modernisasi jaringan akses primer tembaga Telkom menjadi jaringan akses fiber optik. Modernisasi tersebut bertujuan untuk mewujudkan Next Generation Network secara menyeluruh.
INTI berencana kerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN), untuk produksi KWH meter pre-paid. Namun, untuk kerja sama yang terakhir ini, menurut dia masih dalam proses pembahasan. "Kami sudah kembangkan enam bulan, hardware maupun software," ujarnya.
Pemerintah berencana mendivestasi 30 persen sahamnya di empat BUMN pada tahun 2011 melalui penawaran saham perdana (IPO). BUMN yang akan dilepas sahamnya ke pasar modal tersebut adalah PT INTI, PT Semen Baturaja, PT Hutama Karya, dan PT Jasindo. Rencana divestasi empat BUMN ini akan diajukan ke Komite Privatisasi.
Deputi Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN Achiran Pandu Djajanto sebelumnya mengatakan, detail skema divestasi perusahaan milik negara akan diputuskan oleh Komite Privatisasi yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Dia mengatakan, pelepasan saham BUMN melalui IPO ini akan berdampak positif terhadap peningkatan nilai perusahaan. Selain itu, menurut dia, pemerintah cenderung memilih opsi IPO untuk melepas saham BUMN supaya perusahaan semakin transparan.
"Kalau IPO itu kan prinsipnya tentang kebutuhan dana dan isu transparansi. Harus ada pembicaraan lebih detail lagi. Makanya, tahun depan kami siap bicara soal IPO. Kami harus jelas," kata Irfan ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (27/12).
Dijelaskannya, untuk melakukan IPO harus mengetahui terlebih dahulu mengenai rencana strategis, serta ekspektasi dari IPO. "Dana untuk pengembangan usaha bisa didapat dari IPO, penjualan strategis atau pinjaman bank. Karena belum dibahas, bisa tahun depan atau bisa juga tahun 2012," ujar dia.
Belanja modal tahun ini sebesar Rp30 miliar yang digunakan untuk kebutuhan rutin perusahaan. Laba bersih INTI tahun 2009 sekitar Rp2,6 miliar hingga Rp2,9 miliar. "Untuk tahun 2010 ini, kami menargetkan laba bersih Rp3,5 miliar," katanya.
Adapun, untuk tahun 2011, menurut Irfan, pihaknya menargetkan laba bersih sebesar Rp19 miliar dari berbagai aktivitas perusahaan. Misalnya, rencana kerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) yang dilakukan pada awal 2011. Kerja sama itu dalam hal modernisasi jaringan akses primer tembaga Telkom menjadi jaringan akses fiber optik. Modernisasi tersebut bertujuan untuk mewujudkan Next Generation Network secara menyeluruh.
INTI berencana kerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN), untuk produksi KWH meter pre-paid. Namun, untuk kerja sama yang terakhir ini, menurut dia masih dalam proses pembahasan. "Kami sudah kembangkan enam bulan, hardware maupun software," ujarnya.
Pemerintah berencana mendivestasi 30 persen sahamnya di empat BUMN pada tahun 2011 melalui penawaran saham perdana (IPO). BUMN yang akan dilepas sahamnya ke pasar modal tersebut adalah PT INTI, PT Semen Baturaja, PT Hutama Karya, dan PT Jasindo. Rencana divestasi empat BUMN ini akan diajukan ke Komite Privatisasi.
Deputi Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN Achiran Pandu Djajanto sebelumnya mengatakan, detail skema divestasi perusahaan milik negara akan diputuskan oleh Komite Privatisasi yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Dia mengatakan, pelepasan saham BUMN melalui IPO ini akan berdampak positif terhadap peningkatan nilai perusahaan. Selain itu, menurut dia, pemerintah cenderung memilih opsi IPO untuk melepas saham BUMN supaya perusahaan semakin transparan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar