Kamis, 30 Desember 2010

Pencairan Anggaran Jangan Asal Kejar Target

Belanja Negara
JAKARTA – Pencairan anggaran belanja oleh kementerian/ lembaga (K/L) menjelang akhir tahun sebaiknya tidak asal kejar target. Sebab, praktik “kejar tayang” dinilai tidak sehat karena program dan proyek yang dilaksanakan cenderung tidak memprioritaskan kualitas, tetapi terkesan asal ada program yang didanai. Pengamat ekonomi dari Sustainable Development Indonesia Dradjad Hari Wibowo di Jakarta, Rabu (29/12) mengatakan pemerintah sebaiknya tidak memaksakan untuk mencairkan anggaran supaya target penyerapan tercapai.

Anggaran yang belum terserap sebaiknya digunakan untuk pembiayaan tahun depan untuk program dan proyek yang lebih konstruktif dan memberikan dampak berganda pada perekonomian. “Penyerapan anggaran per akhir November 2010 masih 72,6 persen sementara posisi per 23 Desember adalah 83,1 persen. Jadi selama tiga pekan lebih, penambahan penyerapan anggaran 10,5 persen, jadi naiknya luar biasa,” katanya. Praktik penyerapan anggaran seperti itu, kata Dradjad, dinilai tidak sehat.

Penyerapan idealnya konsisten setiap bulan pada kisaran 7,7 – 8,7 persen, sehingga lebih optimal karena tidak menumpuk menjelang akhir masa anggaran. Pola yang terlihat, tambah Dradjad, bisa berdampak menjadi inflatoir serta efektivitasnya sulit maksimal. “Penyerapan anggaran 8,7 – 9,7 persen dalam satu bulan sudah tidak sehat. Kalau di atas 9,7 persen, sangat tidak sehat,” tegas Dradjad.

Dengan niat pemerintah menghabiskan anggaran 134 triliun rupiah sebelum akhir tahun ini berarti penyerapan anggaran digenjot 11,9 persen dalam kurun waktu satu pekan dari 23 Desember hingga akhir tahun. “Dengan rentang ideal 7,7 – 8,7 persen per bulan saja sudah berpotensi korupsi, apalagi kalau 11,9 persen dalam satu pekan,” katanya. Dia mengimbau pemerintah tidak memaksakan diri un tuk mengejar target penyera pan anggaran 1,079,5 triliun rupiah atau 95,9 persen pada akhir 2010.

Lebih baik dana yang tersisa dijadikan sisa anggaran untuk mengurangi penerbitan obligasi pada 2011, mempercepat pem bayaran utang, penyertaan modal kepada BUMN dan semi- BUMN untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, ser ta cadangan darurat seperti pangan.

Perjalanan Dinas

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan pihaknya tahun depan berupaya untuk menyerap anggaran secara lebih efektif dan efisien dengan melaksanakan penghematan tanpa mengorbankan kualitas pekerjaan.

“Seluruh K/L diminta mengevaluasi alokasi anggaran 2011, terutama untuk belanja tidak mengikat, misalnya perjalanan dinas, rapat, seminar, atau halhal yang bisa dihemat tetapi tidak mengganggu output,” kata Anny.
aji/E-9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar