Deputi Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN Achiran Pandu Djajanto mengatakan berdasarkan hasil Rapat Pimpinan (Rapim) BUMN pada minggu lalu, Kementerian memutuskan untuk kembali mengkaji nama-nama perusahaan yang diajukan dalam privatisasi BUMN 2011.
Empat perusahaan BUMN yang dimaksud adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi PT Hutama Karya, perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur telekomunikasi PT Inti, perseroan yang bergerak dibidang jasa keuangan nonbank PT Jasindo, dan perseroan yang bergerak dibidang pendukung infrastruktur PT Semen Baturaja.
Selain Semen Baturaja, PT Garuda Indonesia sudah dipastikan melaksanakan pelepasan saham perdana (initial public offering/IPO) pada 2011.
“Dari empat itu, akhirnya Rapim memutuskan untuk membuat satu kajian ulang di 2011. Dan setelah dipertimbangkan Semen Baturaja paling berpotensi untu privatisasi tahun depan selain yang carrie over yakni Garuda,” ujarnya hari ini.
Pandu mengatakan salah satu pertimbangan itu adalah melihat dari kebutuhan infrastruktur yang semakin tinggi pada tahun depan. Sehingga diperkirakan Semen Baturaja akan menjadi calon emiten yang menarik, selain memiliki kondisi bisnis perseroan yang baik.
“Industri semacam itu yang akan sangat dibutuhkan produknya, karena kebutuhan infrastruktur terus meningkat. Kondisi perusahaannya juga bagus, ekspansinya baik, sehingga memiliki potensi nilai bisnis plus,” jelasnya.
Sementara itu, Kementerian BUMN menunda pelaksanaan privatisasi bagi tiga perusahaan BUMN lainnya karena sejumlah alasan tertentu. Untuk Hutama Karya, masih terganjal masalah hukum terkait kasus jalan tol lingkar luar Jakarta (JORR).
“Hutama Karya masih terganjal legal process JORR. Keputusan Mahkamah Agung itu sudah clear, tapi pembahasan akhirnya masih berlangsung. Setelah selesai, baru kami putuskan bisa go or not go,” ungkapnya.
Sementara, lanjutnya, untuk PT Inti ada rencana untuk menyinergikan dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), adapun Jasindo masih akan dilihat lagi kebutuhan dananya.
“Kami juga akan lakukan sinergitas industri manufaktur telekomunikasi. Kami ingin sinergikan Inti dengan Telkom. Untuk Jasindo masih lakukan kajian lagi. Berapa kebutuhan dananya. Kalau sedikit, kenapa tidak cari alternatif lain, seperti obligasi,” tutupnya. (api)
“Industri semacam itu yang akan sangat dibutuhkan produknya, karena kebutuhan infrastruktur terus meningkat. Kondisi perusahaannya juga bagus, ekspansinya baik, sehingga memiliki potensi nilai bisnis plus,” jelasnya.
Sementara itu, Kementerian BUMN menunda pelaksanaan privatisasi bagi tiga perusahaan BUMN lainnya karena sejumlah alasan tertentu. Untuk Hutama Karya, masih terganjal masalah hukum terkait kasus jalan tol lingkar luar Jakarta (JORR).
“Hutama Karya masih terganjal legal process JORR. Keputusan Mahkamah Agung itu sudah clear, tapi pembahasan akhirnya masih berlangsung. Setelah selesai, baru kami putuskan bisa go or not go,” ungkapnya.
Sementara, lanjutnya, untuk PT Inti ada rencana untuk menyinergikan dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), adapun Jasindo masih akan dilihat lagi kebutuhan dananya.
“Kami juga akan lakukan sinergitas industri manufaktur telekomunikasi. Kami ingin sinergikan Inti dengan Telkom. Untuk Jasindo masih lakukan kajian lagi. Berapa kebutuhan dananya. Kalau sedikit, kenapa tidak cari alternatif lain, seperti obligasi,” tutupnya. (api)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar