JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan menyampaikan bahwa pada bulan ini inflasi diprediksikan tembus angka 6,5 persen. Gara-gara utama kenaikan inflasi ini masih karena kenaikan harga komoditi, terutama ada tambahan Perayaan Natal dan Tahun Baru bulan ini.
"Memang kalau kita bicara inflasi sampai November kan sudah 5,8%, masih 0,02 point di bawah 6 persen, tapi kita harus melihat fakta bahwa inflasi pastinya akan tembus 6 persen karena kan tidak ada deflasi,” tutur Rusman. Kepala BPS ini pun memperkirakan inflasi akan ada di sekitar 6,5%. “Saya tidak tahu bisa di atas 6,5% atau di bawah 6,5%," tambahnya di Jakarta (29/12).
Selain itu Rusman juga berpendapat bahwa apresiasi rupiah terhadap dolar tidak begitu berpengaruh menekan inflasi pada bulan ini. "Tetapi yang jelas harga-harga internasional memang tinggi saat ini masih berat sehingga berdampak dengan harga-harga komoditi yang kita catat di Desember ini naiknya luar biasa bahkan beras naiknya sampai 6 persen ya terus cabai merah nyaris 100 persen naiknya," ujarnya.
Kita memang harus bersyukur ada juga beberapa komoditi yang mengalami penurunan walaupun tidak berpengaruh besar dalam menekan inflasi. "Bawang merah ada langkah ke depan menurun harganya, tetapi itu tidak akan mengalahkan inflasi yang terjadi akibat beras , cabai, dan minyak goreng. Bulan ini juga harga gula pasir lumayanlah," tambahnya
BPS sudah berusaha untuk menginformasikan masalah inflasi ini seakurat mungkin. Tetapi untuk saat ini BPS baru bisa memprediksikan karena proses pengumpulan datanya belum selesai. "BPS juga kadang-kadang bisa salah juga karena minggu ini kita masih kumpulkan data buat bulan Desember. Jadi masih ada pendataan," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar