Kamis, 26 Agustus 2010

Indonesia Jadi Basis Manufaktur

Besarnya potensi pasar serta semakin kondusifnya perpolitikan Indonesia membuat PT Panasonic berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai basis manufaktur mereka di kawasan Asia Tenggara.

Indonesia juga menjadi basis produksi untuk ekspor ke mancanegara. Sebagai langkah awal untuk menjadikan Indonesia basis manufaktur, Panasonic akan merelokasi sejumlah pabrik mereka di luar negeri seperti di Vietnam dan Malaysia ke Indonesia. Saat ini Panasonic baru memiliki tiga pabrik di Indonesia, yakni di Jakarta, Surabaya, dan Batam,dengan jumlah karyawan lebih dari 40.000 orang. “Iya (relokasi pabrik) itu untuk kepentingan Indonesia sebagai basis untuk Asia Tenggara,” ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan setelah mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima pimpinan Panasonic Corporation di Jakarta kemarin.

Gita menambahkan Panasonic memiliki sejumlah alasan menjadikan Indonesia sebagai basis manufaktur di Asia Tenggara. Stabilitas politik, stabilitas makroekonomi, semakin membaiknya iklim investasi,serta potensi pasar yang sangat besar. Dengan penduduk lebih dari 263 juta, Indonesia memang pasar potensial bagi investor. Gita menuturkan turn over Panasonic di Indonesia diperkirakan mencapai USD850 juta per tahun.“Target 2014 mungkin bisa mencapai USD3 miliar,” ujarnya. Gita meyakini langkah Panasonic ini akan berimbas positif pada investasi di Indonesia, terutama di bidang elektronik. Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono menilai rencana Panasonic menjadikan Indonesia sebagai basis produksi di kawasan Asia Tenggara cukup logis dan masuk akal.Terutama jika melihat kondisi perekonomian Indonesia yang menunjukkan perkembangan signifikan.

“Masuk akal karena konsumsi masyarakat Indonesia terbilang cukup tinggi,”ungkap Tony kepada SINDOkemarin. Tony menjelaskan, ada tiga faktor yang menjadi dasar pertimbangan investor masuk ke Indonesia. Pertama, potensi pasar yang besar.Kedua, biaya produksi yang terbilang cukup rendah. Ketiga, iklim usaha yang kondusif dan aman untuk jangka waktu panjang. “Dengan mempertimbangkan ketiga hal tersebut,mungkin dipandang Indonesia yang paling memenuhi syarat,”katanya. Menurut Tony, bukan hanya industri elektronik yang memandang perlu menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Sebelumnya industri automotif telah lebih dulu menjadikan Indonesia sebagai basis produksi.

Bahkan diprediksi Indonesia akan menjadi basis produksi automotif terbesar di kawasan Asia Tenggara.Dia menyebutkan, tahun ini diperkirakan industri automotif akan memproduksi 700.000 kendaraan roda empat dan 7 juta kendaraan roda dua. “Indonesia sudah mengalahkan Thailand untuk industri automotif.Tidak tertutup kemungkinan ke depannya sektor industri lain akan mengikuti,” paparnya. Tony menjelaskan, industri manufaktur dari sektor elektronik dan automotif memegang peranan dan menjadi sektor unggulan dari pertumbuhan ekonomi berbasis konsumsi masyarakat.

Mengenai kunjungan pimpinan Panasonic ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menurut Presiden Komisaris PT Panasonic Gobel Indonesia Rachmat Gobel, itu merupakan bagian dari agenda 50 tahun Panasonic di Indonesia. Tampak ikut dalam kunjungan kemarin President Panasonic Corporation Fumio Ohtsubo, Managing Director Panasonic Asia Pasific Pe Ltd Ikuo Miyamoto, serta President Manufacturing Indonesia/ PT Panasonic Gobel Indonesia Ichiro Suganuma. Gobel mengatakan,Panasonic terus berkomitmen meningkatkan investasi di Indonesia.Angka investasi Panasonic di Indonesia yang kini mencapai USD400 juta dipastikan akan terus meningkat.

Gobel menambahkan dalam lima tahun ke depan, Panasonic akan lebih mengembangkan produk yang ramah lingkungan dan hemat energi.Namun, mereka juga akan tetap menjadikan produk-produk alat rumah tangga, audiovisual, ataupun baterai sebagai andalan mereka. “Ekonomi Indonesia bagus,ini kesempatan kita untuk melakukan investasi. Sekarang Panasonic punya energi juga (solar battery), ini yang dipikirkan agar bisa dikembangkan di Indonesia,” ucapnya. Menteri Perindustrian MS Hidayat menambahkan,Panasonic bahkan akan membuat langkah lebih besar di Indonesia, yakni menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk ekspor mancanegara.

“ Mereka mau memperkenalkan green product dan membuat inovasi,”ujarnya. Menurut MS Hidayat, Panasonic sangat puas dengan investasi di Indonesia, terutama karena pekerja Indonesia mudah dilatih dan pandai.“Atas dasar itu mereka mau menutup tempat produksinya di China,”tambahnya. (maesaroh/ wisnoe moerti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar