Jumat, 27 Agustus 2010

China ingin yuan digunakan luas di Asia Tenggara

Oleh: Antara/AFP
DANANG, Vietnam: China mengatakan pihaknya berharap nilai tukar yuan digunakan secara luas dalam perdagangan dengan negara-negara Asia Tenggara, namun ketua kelompok kawasan mengatakan negara-negara perlu waktu untuk memberi kepercayaan kepada yuan.

"Kami mengamati kemungkinan penyelesaian perdagangan dengan yuan atau [negara-negara ASEAN] memiliki mata uang sendiri" dalam rangka kesepakatan perdagangan bebas yang berlaku efektif tahun ini, kata Menteri Perdagangan China Chen Deming hari ini.

"Kami berharap untuk mengatasi dengan negara-negara ASEAN dalam nilai tukarnya sendiri atau dalam yuan jika setiap orang bersedia melakukannya," katanya di sela-sela perundingan tahunan dengan para mitranya dari 10 anggota Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN).

Surin Pitsuwan, sekjen ASEAN, mengatakan kepada para wartawan bahwa gerakan terhadap yuan `tak bisa diharapkan segera terjadi" dan akan memerlukan proses bertahap untuk membentuk kepercayaan.

"Di sini menggunakan dolar selama bertahun-tahun. Dan menggunakan yen beberapa tahun lalu," katanya.

Para analis mengatakan, China sedang meningkatkan upaya-upaya untuk penggunaan yuan di luar negeri pada saat negara-negara ingin mengurangi ketergantungan dolar dan mengizinkan nilai tukarnya untuk meningkatkan peranan global.

Dalam dua tahun terakhir, China menandatangani rancangan pertukaran nilai tukar dengan beberapa negara dan melancarkan percobaan-percobaan untuk yuan dalam perdagangan dengan sebagian besar negara-negara Asia Tenggara.

"Kami akan menyelenggarakan seminar khusus untuk mengkaji masalah ini pada saat yang tepat," kata Chen.

"Kami akan memfasilitasi kerja sama kami dengan nilai tukar kawasan."

Meskipun ekspor global China mencatat keberhasilan, namun yuan hanya sedikit berperan di internasional karena adanya batasan-batasan mengenai nilai tukarnya dengan mata uang lain.

Pengawasan resmi itu membuat kesulitan bagi pergerakan yuan di dalam maupun di luar China.

Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China, yang berlaku awal tahun ini, adalah kawasan dengan penduduk terbesar di dunia, atau meliputi 1,7 miliar konsumen. (ln)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar