Senin, 30 Agustus 2010
BI: Kendalikan inflasi lewat suplai
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono mengatakan dari sisi moneter, inflasi inti masih di bawah normal, meskipun terlihat ada kenaikan akibat ekspektasi inflasi yang berasal dari bahan pokok.
Sehingga, sambungnya, perlu dilakukan langkah-langkah dari sisi ketersediaan suplai dan distribusi barang untuk menghindari laju inflasi lebih tinggi.
“BI Rate dalam situasi seperti sekarang ini bukan satu-satunya cara untuk meredam inflasi, yang lebih banyak diakibatkan oleh kelompok makanan dan faktor musiman. pemenuhan suplai dan distribusi barang, khususnya bahan pokok adalah kebijakan utama,” katanya kepada Bisnis, sore ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal bulan ini mencatat inflasi Juli 2010 sebesar 1,57 % yang didorong oleh kenaikan harga bahan pangan terutama beras serta kenaikan biaya perpanjangan STNK.
Inflasi Januari-Juli menjadi 4,02%, sedangkan secara year on year mencapai 6,22%. Selain beras, bahan makanan lain yang menyumbang cukup besar pada inflasi Juli adalah ayam ras (0,17%), cabai merah (0,16%), bawang putih (0,1%), cabai rawit (0,08%), telur ayam ras (0,07%), bawang merah dan ikan segar masing-masing 0,07%.
Hartadi menyampaikan perekonomian bisa mengalami pemanasan (overheating) jika inflasi meningkat lebih diakibatkan oleh kenaikan demand yang terlalu cepat dari suplai.
“Ini ditunjukan oleh kenaikan core inflation [inflasi inti] yang tinggi. seperti yang saya katakan core inflasi masih dibawah normal, meski mulai meningkat. Jadi kesimpulan kami belum overheating seperti China dan India. Namun terkena dampak cuaca dan faktor musiman Ramadhan dan Lebaran.” (mmh)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar