JAKARTA--MI: Pemerintah mempersiapkan diversifikasi pangan lokal jika target surplus beras sebagai pangan utama tidak tercapai akibat perubahan iklim dari la nina yang basah menjadi el nino yang memicu cuaca kering.
Penguatan ketahanan pangan dilakukan dengan sumber karbohidrat lokal seperti sagu, dan umbi-umbian.
Demikian dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) Suswono saat ditemui sebelum Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Kepresidenan Jakarta, Selasa (24/8).
"Kita akan lihat tahun depan kalau setelah la nina munculah elnino ini yang kita menghawatirkan ke depan ini bisa jadi akan musim kering yang berkepanjangan, untuk mengahdapi itu kita akan memperkuat ketahanan pangan dengan sumber karbohidrat lokal," katanya.
Ia mencontohkan Provinsi Maluku dan Papua yang merupakan daerah yang punya basis sagu yang kuat. Pemerintah akan mendorong supaya mereka mencadangkan pangan dengan karbohidrat setempat, yaitu sagu dan umbi-umbian.
"Di Papua sebenarnya umbi-umbian cukup banyak, padahal kita tahu, ongkos angkut beras ke sana lebih mahal daripada harga berasnya, jadi kita akan kuatkan diversifikasi pangan, penganekaragaman pangan," kata Mentan.
Mentan menjelaskan bahwa situasi stok beras berdasarkan angka ramalan (aram) II BPS ada kenaikan 1,7% dibandingkan 2009. Aram II itu baru sekita 40% artinya biasanya realisasinya di atas itu.
"Artinya untuk menunjukan kecukupan pangan dari sisi beras (adalah) dengan catatan tidak ada cuaca ekstrem yang bisa menimbulkan kegagalan panen, Insya Allah aman sampai akhir tahun," katanya.
Tetapi kepastian baru bisa diketahui setelah Aram III yang dikeluarkan BPS Oktober nanti. "ARAM III kita akan surplus sampai akhir tahun itu sekitar 5 juta ton, tapi 5 juta ton itu untuk waktu 2 bulan ke depan, dan mudah mudahan iklim masih bagus," katanya.
Iklim hujan berkelanjutan dinilai baik untuk pertanian, terutama sawah tadah hujan yang bisanya panen sekali, sekarang bisa 2-3 kali. Namun Mentan tidak menampik pertambahan areal panen juga diikuti dengan adanya hama, sebagian kebanjiran, dan sebagian lagi kekeringan. (Tup/OL-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar