http://keuangan.kontan.co.id/news/kpr-menopang-kredit-bca-dan-bank-bni/2012/02/02
JAKARTA. Kredit konsumer menjadi penopang utama pertumbuhan
kredit perbankan di tahun 2011. Bank BNI dan Bank Central Asia (BCA)
misalnya, membukukan kenaikan kredit segmen tersebut lebih dari 40%.
Per Desember 2011 total kredit konsumer BNI mencapai Rp 32 triliun, tumbuh 45% dari posisi Desember 2010. Kredit pemilikan rumah (KPR) masih dominan, dengan pertumbuhan kredit 50% atau Rp 18 triliun. Sedangkan kartu kredit tumbuh 34% menjadi Rp 4 triliun. Sisanya kredit kendaraan bermotor (KKB) yang hanya meningkat 5% atau Rp 6,5 triliun dan kredit wirausaha Rp 3,2 triliun.
Darmadi Sutanto, Direktur Konsumer dan Ritel BNI, mengatakan, KKB tidak tumbuh secepat kredit konsumer lain, karena BNI tidak fokus di produk ini. Bahkan, manajemen berencana memperlambat kredit. "Kami tidak ingin menghentikan KKB, hanya tidak terlalu agresif," kata Darmadi, Rabu (1/2).
BNI merasa perlu berhati-hati membiayai sepeda motor dan mobil karena jumlahnya sudah terlalu banyak. Tahun ini, bank berlogo angka 46 itu menargetkan pertumbuhan KKB maksimal 10%. "Kami juga membatasi di pembiayaan kendaraan baru," katanya.
Realisasi lebih tinggi
Secara keseluruhan, BNI menargetkan pertumbuhan kredit konsumer sebesar 25%. Produk KPR masih menjadi motor penggerak, sisanya kartu kredit dan kredit wirausaha. "Untuk kartu kredit, kami akan menerbitkan sebanyak 2,5 juta kartu sampai akhir tahun 2012," katanya.
Target tahun 2012 memang terlihat jauh lebih rendah dari tahun 2011. Tetapi, menurut Darmadi, ini hanya angka perkiraan. Realisasinya bisa lebih tinggi. Tahun lalu, manajemen merencanakan kredit konsumer tumbuh 25% - 30%, ternyata realisasinya mencapai 45%.
Untuk mengembangkan bisnis kartu kredit, manajemen menyiapkan strategi. Pertama, memperluas pasar dengan membidik belanja online. Tahun ini BNI akan membangun media komunikasi sebagai tempat bertransaksi, buka rekening, buka kartu kredit. "Ini masih dalam konsep," tambah Darmadi.
Kedua, memperbanyak kemitraan untuk menggenjot volume. Paling baru, BNI menggandeng Singapore Airline melalui program Redemption BNI Reward Points. Program ini khusus bagi pemegang kartu kredit BNI versi Visa Platinum. Mereka dapat menukarkan reward point dengan KrisFlyer Miles agar dapat menikmati penerbangan Singapore Airline gratis. BNI juga telah menggandeng Garuda Indonesia untuk kerjasama sejenis.
Sementara BCA membukukan kredit konsumer di Desember 2011 sebesar Rp 50 triliun, tumbuh 38% dari Desember 2010. KPR menjadi kontributor terbesar dengan pertumbuhan 50% atau sekitar Rp 25 triliun. Sedangkan KKB naik 40% atau Rp 20 triliun dan sisanya kartu kredit sebesar 10% atau Rp 5 triliun.
Santoso, Kepala Divisi Kartu Kredit BCA, menargetkan, pertumbuhan kartu kredit tahun ini antara 20%-25%. Jumlah kartu baru yang akan diterbitkan sebanyak 300.000. Tambahan ini mendongkrak jumlah kartu yang beredar menjadi 2,4 juta kartu sampai Desember 2012. Jika dibandingkan tahun sebelumnya ada kenaikan 14%.
Dari sisi nilai pembiayaan, bank memproyeksikan bakal bertambah menjadi Rp 6 triliun pada akhir 2012, atau tumbuh 20% dari realisasi 2011. Volume transaksi menggunakan kartu kredit dan debit diestimasi bakal mencapai 500.000 transaksi.
Per Desember 2011 total kredit konsumer BNI mencapai Rp 32 triliun, tumbuh 45% dari posisi Desember 2010. Kredit pemilikan rumah (KPR) masih dominan, dengan pertumbuhan kredit 50% atau Rp 18 triliun. Sedangkan kartu kredit tumbuh 34% menjadi Rp 4 triliun. Sisanya kredit kendaraan bermotor (KKB) yang hanya meningkat 5% atau Rp 6,5 triliun dan kredit wirausaha Rp 3,2 triliun.
Darmadi Sutanto, Direktur Konsumer dan Ritel BNI, mengatakan, KKB tidak tumbuh secepat kredit konsumer lain, karena BNI tidak fokus di produk ini. Bahkan, manajemen berencana memperlambat kredit. "Kami tidak ingin menghentikan KKB, hanya tidak terlalu agresif," kata Darmadi, Rabu (1/2).
BNI merasa perlu berhati-hati membiayai sepeda motor dan mobil karena jumlahnya sudah terlalu banyak. Tahun ini, bank berlogo angka 46 itu menargetkan pertumbuhan KKB maksimal 10%. "Kami juga membatasi di pembiayaan kendaraan baru," katanya.
Realisasi lebih tinggi
Secara keseluruhan, BNI menargetkan pertumbuhan kredit konsumer sebesar 25%. Produk KPR masih menjadi motor penggerak, sisanya kartu kredit dan kredit wirausaha. "Untuk kartu kredit, kami akan menerbitkan sebanyak 2,5 juta kartu sampai akhir tahun 2012," katanya.
Target tahun 2012 memang terlihat jauh lebih rendah dari tahun 2011. Tetapi, menurut Darmadi, ini hanya angka perkiraan. Realisasinya bisa lebih tinggi. Tahun lalu, manajemen merencanakan kredit konsumer tumbuh 25% - 30%, ternyata realisasinya mencapai 45%.
Untuk mengembangkan bisnis kartu kredit, manajemen menyiapkan strategi. Pertama, memperluas pasar dengan membidik belanja online. Tahun ini BNI akan membangun media komunikasi sebagai tempat bertransaksi, buka rekening, buka kartu kredit. "Ini masih dalam konsep," tambah Darmadi.
Kedua, memperbanyak kemitraan untuk menggenjot volume. Paling baru, BNI menggandeng Singapore Airline melalui program Redemption BNI Reward Points. Program ini khusus bagi pemegang kartu kredit BNI versi Visa Platinum. Mereka dapat menukarkan reward point dengan KrisFlyer Miles agar dapat menikmati penerbangan Singapore Airline gratis. BNI juga telah menggandeng Garuda Indonesia untuk kerjasama sejenis.
Sementara BCA membukukan kredit konsumer di Desember 2011 sebesar Rp 50 triliun, tumbuh 38% dari Desember 2010. KPR menjadi kontributor terbesar dengan pertumbuhan 50% atau sekitar Rp 25 triliun. Sedangkan KKB naik 40% atau Rp 20 triliun dan sisanya kartu kredit sebesar 10% atau Rp 5 triliun.
Santoso, Kepala Divisi Kartu Kredit BCA, menargetkan, pertumbuhan kartu kredit tahun ini antara 20%-25%. Jumlah kartu baru yang akan diterbitkan sebanyak 300.000. Tambahan ini mendongkrak jumlah kartu yang beredar menjadi 2,4 juta kartu sampai Desember 2012. Jika dibandingkan tahun sebelumnya ada kenaikan 14%.
Dari sisi nilai pembiayaan, bank memproyeksikan bakal bertambah menjadi Rp 6 triliun pada akhir 2012, atau tumbuh 20% dari realisasi 2011. Volume transaksi menggunakan kartu kredit dan debit diestimasi bakal mencapai 500.000 transaksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar