http://keuangan.kontan.co.id/news/bris-rayu-nasabah-dengan-emas
JAKARTA. Praktik undian berhadiah demi menarik dana dari
masyarakat (DPK) bukan hanya marak di bank konvensional. Bank syariah
juga menempuh cara serupa. Salah satunya adalah BRI Syariah. Anak usaha
Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini menawarkan emas bagi nasabah yang
bersedia membuka tabungan.
Undian bertajuk hujan emas ini berlansung dua periode. Yakni, Februari hingga Juni dan Agustus hingga Desember. Hadiah emas yang diberikan mencapai 9 kilogram untuk 1.000 nasabah. "Kami memberikan emas karena lebih gampang dijual dan bisa digunakan untuk usaha produktif. Ketimbang hadiah mobil, penjualannya akan lebih sulit," ujarnya, Rabu (1/2).
Budi Sadewo, Product Development BRI Syariah, mengatakan, sepanjang 2011 undian hujan emas telah menyumbang dana pihak ketiga sebesar Rp 800 miliar dari total tabungan sebesar Rp 1,5 triliun. Adapun penambahan nasabah mencapai 200.000 dari total 500.000 nasabah. "Tahun lalu, sebanyak 95% pertambahan nasabah didominasi tabungan," ujarnya.
Sepanjang 2011, BRI berhasil mengumpulkan DPK sebesar Rp 9,3 triliun. Komposisinya, dana murah 25% dan dana mahal 75%. Tahun ini, manajemen menargetkan, DPK tumbuh 62% atau setara Rp 15 triliun. BRI Syariah menargetkan, pertumbuhan 50.000 nasabah per bulan.
Ari menjelaskan, undian hujan emas akan dibebankan ke pos biaya promosi sehingga tidak mempengaruhi biaya dana. Selama ini biaya dana tinggi karena DPK di dominasi deposito. "Bank yang sehat harusnya dana murah lebih tinggi ketimbang deposito. Karena kami baru tiga tahun berdiri, kami masih mengandalkan deposito," ujarnya, tanpa menjelaskan biaya promosi BRI syariah.
Dalam menyalurkan pembiayaan, BRI Syariah akan fokus pada pembiayaan mikro, UMKM, komersil dan konsumer. Tahun ini, pembiayaan ditargetkan tumbuh lebih dari 60%. Desember 2011, pembiayaan mencapai Rp 9,1 triliun.
BRI Syariah mengklaim, penyaluran pembiayaan tidak akan menanggu target kendati BI melakukan pengetatan.
Ari mengatakan, hingga kini BI masih menghentikan bisnis gadai emas hingga BI merilis surat edaran. Akhir Januari 2012, outstanding gadai emas senilai Rp 1,1 triliun, susut Rp 400 miliar dari posisi Desember 2011. "Semementara kami alihkan pembiayaan ke KPR syariah," tukasnya.
Demi meningkatkan DPK, BRI Syariah juga akan menerapkan sistem kantor pelayanan syariah (KPS) pada 76 cabang BRI. Rencananya, aksi ini akan dikebut selama semester I-2012. Tahun lalu, laba BRI Syariah mencapai
Rp 60 miliar.
Undian bertajuk hujan emas ini berlansung dua periode. Yakni, Februari hingga Juni dan Agustus hingga Desember. Hadiah emas yang diberikan mencapai 9 kilogram untuk 1.000 nasabah. "Kami memberikan emas karena lebih gampang dijual dan bisa digunakan untuk usaha produktif. Ketimbang hadiah mobil, penjualannya akan lebih sulit," ujarnya, Rabu (1/2).
Budi Sadewo, Product Development BRI Syariah, mengatakan, sepanjang 2011 undian hujan emas telah menyumbang dana pihak ketiga sebesar Rp 800 miliar dari total tabungan sebesar Rp 1,5 triliun. Adapun penambahan nasabah mencapai 200.000 dari total 500.000 nasabah. "Tahun lalu, sebanyak 95% pertambahan nasabah didominasi tabungan," ujarnya.
Sepanjang 2011, BRI berhasil mengumpulkan DPK sebesar Rp 9,3 triliun. Komposisinya, dana murah 25% dan dana mahal 75%. Tahun ini, manajemen menargetkan, DPK tumbuh 62% atau setara Rp 15 triliun. BRI Syariah menargetkan, pertumbuhan 50.000 nasabah per bulan.
Ari menjelaskan, undian hujan emas akan dibebankan ke pos biaya promosi sehingga tidak mempengaruhi biaya dana. Selama ini biaya dana tinggi karena DPK di dominasi deposito. "Bank yang sehat harusnya dana murah lebih tinggi ketimbang deposito. Karena kami baru tiga tahun berdiri, kami masih mengandalkan deposito," ujarnya, tanpa menjelaskan biaya promosi BRI syariah.
Dalam menyalurkan pembiayaan, BRI Syariah akan fokus pada pembiayaan mikro, UMKM, komersil dan konsumer. Tahun ini, pembiayaan ditargetkan tumbuh lebih dari 60%. Desember 2011, pembiayaan mencapai Rp 9,1 triliun.
BRI Syariah mengklaim, penyaluran pembiayaan tidak akan menanggu target kendati BI melakukan pengetatan.
Ari mengatakan, hingga kini BI masih menghentikan bisnis gadai emas hingga BI merilis surat edaran. Akhir Januari 2012, outstanding gadai emas senilai Rp 1,1 triliun, susut Rp 400 miliar dari posisi Desember 2011. "Semementara kami alihkan pembiayaan ke KPR syariah," tukasnya.
Demi meningkatkan DPK, BRI Syariah juga akan menerapkan sistem kantor pelayanan syariah (KPS) pada 76 cabang BRI. Rencananya, aksi ini akan dikebut selama semester I-2012. Tahun lalu, laba BRI Syariah mencapai
Rp 60 miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar