
CHICAGO: Harga kedelai melejit pekan lalu, dipicu spekulasi panen AS
jatuh lebih dari perkiraan pemerintah setelah cuaca kering membuat hasil
panen menurun.
Departemen Pertanian AS memangkas proyeksi panen kedelai tahun ini
untuk dua bulan berturut-turut. Lembaga pemerintah tersebut memprediksi
produksi akan turun 8,5% menjadi 82,9 juta ton.
Data Pusat Iklim Nasional menyebutkan beberapa lahan dari Minnesota ke Tennessee sempat mengering pada Agustus.
"Lahan kedelai diperkirakan mendapat hasil panen yang lebih kecil. Ada
beberapa kenaikan permintaan setelah penurunan harga baru-baru ini,"
kata Jim Gerlach, Kepala A/C Trading.
Harga kedelai pengiriman Januari di Chicago Board of Trade naik 0,7%
dan ditutup pada harga US$11,75 per bushel. Sebelumnya harga menyentuh
angka US$11,67, level terendah untuk kontrak teraktif sejak 10 Oktober.
Sementara itu, harga minyak kedelai turun 3,7% pekan lalu, dan terperosok hingga 16% tahun ini.
Harga Jagung
Di bursa Chicago, Harga kontrak jagung pengiriman Desember turun 1,1%
menjadi US$6,38 per bushel. Pekan lalu harga turun 2,6%, mengakhiri reli
lima pekan lalu.
Harga tunai rata-rata AS untuk komoditas jagung meningkat pada premium
hampir US$0,40 per bushel di atas premium gandum kemarin, tingkat
terbesar sejak 22 September.
Data Bursa Pertanian Minneapolis menunjukkan eksportir AS menjual
251.858 ton jagung pada pekan yang berakhir 3 November. Jumlah ini
menurun 56% dari tahun sebelumnya.
"Kami telah kehabisan peminat untuk membeli jagung. Kita akan melihat
beberapa subtitusi gandum dalam pakan ternak," ujar Shawn McCmabridge,
Analis Senior Jefferies Bache Commodities.(ln)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar