Minggu, 25 September 2011

Perbankan Syariah belum Mampu Selesaikan Permasalahan Ekonomi Nasional

JAKARTA--MICOM: Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) A Riawan Amin mengatakan pertumbuhan perbankan syariah nasional belum menyelesaikan permasalahan perekonomian nasional.

"Pertumbuhan aset sebesar 40 persen atau 50 persen kalau pertumbuhan itu hanya 3 persen dari pangsa pasar perbankan nasional, kapan mau jadi solusi ekonomi?" kata Riawan, Sabtu (24/9).

Riawan mengatakan perbankan syariah sebagai bagian dari ekonomi syariah harus menjadi obat bagi sistem keuangan konvensional yang sekarang diimplementasikan di banyak negara, termasuk Indonesia.

"Dalam sistem ekonomi (keuangan) yang ada sekarang, uang itu tidak mencerminkan sektor riil. Tapi pergerakan sektor riil itu ditentukan oleh uang yang beredar," kata Riawan.

Menurut Riawan, pangkal dari krisis ekonomi global adalah bukan emas atau perak yang dijadikan standar dalam sistem keuangan, tapi dolar AS.

"Jadi, tantangannya bukan membesarkan bank syariah. Tantangannya menghilangkan transaksi riba yang ada dalam sistem perbankan konvensional," kata Riawan.

Perbankan syariah, lanjut Riawan, bukan sebagai sarana sektarian, ataupun kepentingan orang berjubah. "Saya melihat ini (keuangan syariah) bagian dari skenario besar untuk menyelamatkan sistem keuangan negara," kata Riawan

Berdasarkan laporan Bank Indonesia, aset total perbankan syariah pada Agustus 2011 mencapai Rp120 triliun. Aset bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) mencapai Rp116 triliun, sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mencapai Rp3,7 triliun. Sedangkan aset total pada Desember 2010 mencapai Rp100,26 triliun dengan rincian BUS dan UUS sebesar Rp97,52 triliun dan BPRS sebesar Rp2,74 triliun. (Ant/OL-04)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar