Senin, 26 September 2011

Penerimaan Bea Cukai capai Rp 91,19 triliun per 15 September

JAKARTA. Realisasi penerimaan Bea dan Cukai sudah hampir mencapai target per 15 September lalu. Nilainya mencapai Rp 91,19 triliun atau 79,29 % dari target tahun ini.

Rinciannya, penerimaan dari pos bea masuk sebesar Rp 17,013 triliun (79,13%) dari target yang dipatok dalam APBNP 2011 yang sebesar Rp 21,5 triliun. Penerimaan dari cukai sebesar Rp 52,069 triliun atau 76,49% dari target APBNP 2011 yang sebesar Rp 68,075 triliun. "Sedangkan realisasi penerimaan bea keluar sebesar Rp 22,108 triliun atau 86,91% dari target yang dipatok sebesar Rp 25,439 triliun," jelas Direktur Jenderal Bea dan CUkai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono pada akhir pekan lalu.

Kendati realisasi penerimaan cukai cukup menggembirakan, Agung mengakui dari pos penerimaan bea masuk rendah dari yang lainnya. Dia beralasan tarif bea masuk umum atau biasa disebut most favourable nations (MFN) Indonesia memang lebih rendah dari negara-negara lain.

Agung membandingkan MFN Indonesia sebesar 7,5%, lebih rendah dari Thailand yang sebesar 9,9% dan Vietnam yang sebesar 10,9%. "MFN kita sudah rendah. Bahkan, sekitar 80% dari total komoditi (yang terkena bea masuk) itu (tarif bea masuknya) 0% - 5%," ujarnya.

Ditambah lagi, saat ini Indonesai sudah menjalin kerjasama perdagangan bebas dengan beberapa negara mitra dagangnya. Alhasil, "Tren ke depan memang kondisinya akan seperti itu, karena bagaimanapun tarif (bea masuk) umumnya rata-rata memang turun. Ini konsekuensi logis dari adanya FTA," kata Agung.

Tahun depan, Agung memperkirakan, penerimaan pos bea keluar akan menurun. Menurutnya, penurunan itu imbas dari perlambatan ekonomi global. "Jadi target (penerimaan DJBC) juga kami turunkan. Bea keluarnya juga akan kami turunkan, ini realistis saja," ungkap Agung.

Dalam RAPBN 2012, pemerintah mengusulkan target penerimaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebesar Rp 114,876 triliun, lebih rendah 0,1% ketimbang target yang dipatok dalam APBNP 2011. Dari usulan ini, rinciannya pemerintah mengusulkan target penerimaan dari pos bea masuk sebesar Rp 23,534 triliun, naik 9,5% dari pagu APBNP 2011, penerimaan dari pos cukai sebesar Rp 72,443 triliun, tumbuh 6,4% dari pagu APBNP 2011.

Sedangkan untuk bea keluar, pemerintah mengusulkan target penerimaan sebesar Rp 18,889 triliun, turun 25,7% dari pagu APBNP 2011 yang sebesar Rp 25,439 triliun. "Ini realistis semua. Bea masuk tetap naik, cukai tetap naik, tapi bea keluar turun karena ekspektasi penurunan harga komoditas," jelas Agung.

Hanya saja, dalam rapat dengan Komisi XI DPR pekan lalu, pemerintah dan komisi XI DPR sepakat untuk mengoptimalkan penerimaan perpajakan dengan menaikkan rasio pajak dalam ABN 2012 menjadi 12,66% atau 0,06% lebih tinggi ketimbang usulan pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar